Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dengan atau Tanpa Corona, Ramadan Tetap Bulan Mulia

21 April 2020   22:09 Diperbarui: 22 April 2020   08:44 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acara bukber, biasanya dibarengi dengan launching produk atau kampanye program, yang erat kaitannya dengan bulan suci Ramadan.

illustrasi-dokpri
illustrasi-dokpri
Jadwal acara menyesuaikan ibadah puasa, kebanyakan registrasi mulai jam empat. Kemudian jam lima dimulai acara inti, selesai jelang adzan maghrib atau sebelum jam enam sore.

Acara ditutup dengan santap menu buka puasa, kira-kira jam tujuh peserta mulai meninggalkan lokasi acara.

Dengan jadwal buka puasa yang sebegitu padat, siapa yang bisa menjamin, peserta bukber sholat maghrib berjamaah dan tepat waktu.

Konon para alim ulama meneladani Rasulullah, berbuka cukup dengan minum air putih dan tiga butir kurma kemudian menunaikan sholat mahgrib dulu.

Ya, mungkin kita tidak bisa seratus persen, mencontoh kebiasaan Baginda Nabi dalam hal konsumsi pembatal puasa. Tetapi setidaknya, shokat maghribnya (berjamaah) jangan di entar-entar.

Sholat tiga rekaat ini waktunya tidak lama (seperti sholat subuh), disunnahkan sholat di awal waktu ( sebagai tanda kita mengutamakan sholat).

Kemudian jam tujuh biasanya sudah adzan isya, undangan buka puasa bersama (kebanyakan) baru pulang dan selama di perjalanan sholat isya dan taraweh sedang ditunaikan.

"Kan bisa taraweh sendiri di rumah"alasan seperti ini, kerap sekali saya dengar.

Benar, mau dikerjakan sendiri di rumah. Biasanya sampai kost atau rumah, badan kecapekan dan ngantuk jadinya malas.

Jujur saja, kebanyakan kita masih terlalu sibuk dengan (ibadah) yang ceremony. Kemudian justru yang inti, dengan sadar ditinggalkan sembari membuat pembenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun