Karena sedemikian seharusnya, menjadikan Ramadan sebagai ajang berlomba-lomba dalam pesta pora kehakikian.
Senyum dan tawa bahagia yang (mungkin) sebenarnya palsu itu, saatnya diganti dengan linangan air mata pertaubatan. Bahwa semakin mendekati kesejatian, semestinya kita semakin sibuk dalam dikir mengingat keagungan Tuhan Semesta Alam.
Kompasianer, mari sambut Ramadan tahun ini dengan Perspektif berbeda.
Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI