Karena sedemikian seharusnya, menjadikan Ramadan sebagai ajang berlomba-lomba dalam pesta pora kehakikian.
Senyum dan tawa bahagia yang (mungkin) sebenarnya palsu itu, saatnya diganti dengan linangan air mata pertaubatan. Bahwa semakin mendekati kesejatian, semestinya kita semakin sibuk dalam dikir mengingat keagungan Tuhan Semesta Alam.
Kompasianer, mari sambut Ramadan tahun ini dengan Perspektif berbeda.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H