Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pengalaman Seru Naik Kereta Inspeksi

22 Februari 2020   23:03 Diperbarui: 22 Februari 2020   23:30 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Wooow Kereeen" dua kata ini mendadak muncul, berulang kali saya bisikan dalam batin maupun ucapkan dalam gumam.  Hari itu, kali pertama saya mendekat, memegang dan masuk ke Kereta Inspeksi (KAIS).

Saya yakin Kompasianer tidak asing denngan Kereta Inspelsi atau KAIS, yaitu kereta yang biasa digunakan Pejabat Negara atau Direksi KAI, untuk melakukan kunjungan atau inspeksi ke beberapa tempat.  Guna meninjau keadaan lintasan kereta maupun Stasiun Kereta, yang tersebar di seluruh Kota/ Kabupaten.

Tubuh ini seperti melayang, ketika menginjak karpet empuk, bersih dan harum dengan motif lengkungan batang pohon perdu. Kemudian bisa merasakan duduk di kursi empuk, memandangi ornamen indah ditangkap indera penglihatan.

Menikmati sajian menu istimewa di sepanjang perjalanan, dan tentu saja disuguhi pemandangan alam Garut yang mempesona.

----------

Bagi saya, "Kesempatan" itu semacam privilage. Datangnya tidak disangka-sangka, dan akan menemui hanya kepada orang yang berhak saja. Setiap orang memiliki moment-nya sendiri, dan djamin tak serta merta tertukar dan tidak ada yang sanggup menghalangi.

Kesempatan istimewa datang, (menurut saya) bersama campur tangan semesta. Telah diperhitungkan dengan tepat dan akurat, melalui sistem algoritma kehidupan.

bersama Dirut KAI- dok WAG
bersama Dirut KAI- dok WAG
Sungguh, "Kesempatan" tidak bisa ditebak kapan datangnya. Tetapi sangat bisa diharapkan oleh siapapun, dan kemudian memantik upaya leras bagi yang ingin meraihnya.

Setiap orang mendapat jatah "kesempatan", sesuai dengan kadar dan takaran masing masing. Dan bagi yang ditunjuk mendapati, niscaya akan dibukakan pintu dan dimudahkan jalan maraihnya.

Ya, "Kesempatan"  bisa menjadi (semacam) keistimewaan bagi orang yang telah terpilih. Maka jangan disia-siakan, agar membawa dampak baik bagi diri dan sesama.

Dan yakinlah, bahwa "Kesempatan" bisa dipersembahkan dalam bentuk lain (tidak persis pengharapan). Tetapi di mata kehidupan, kesempatan itu tetaplah terpantas yang diberikan.

Misalnya, Lima tahun silam, melalui Kompasiana. Seratus Kompasianer, berkesempatan menginjakkan kaki di Istana Negara. Bersua, berbincang dan makan siang bersama Bapak Presiden Republik Indonesa.

Hal ini tentu menjadi kesempatan langka, tidak bakal terlupakan sepanjang nafas berhembus.  Saya termasuk satu diantara seratus, kala itu ruang dan waktu begitu memudahkan niat guna memenuhi undangan.

dok- staf kepresidenan
dok- staf kepresidenan
Sementara ada beberapa nama Kompasianer, terpaksa tidak menyanggupi untuk beberapa sebab dan alasan. Terekam jelas di benak, bagaimana reaksi di luar berupa nyinyir dan cibiran.

Ya, gimana lagi, kesempatan itu (ke Istana) memang belum menjadi moment-nya.  Mau diluapkan kedongkolan setinggi gunungpun,  kalau bukan bagiannya, tidak bakal kesempatan menjadi milik mereka.

Pengalaman Seru Naik Kereta Inspeksi

Nah, menyoal "Kesempatan" ibarat privilage. Baru-baru ini, saya mendapatkan moment istimewa yang lain. Kesempatan itu datang tanpa dinyana, bahkan melebihi ekspektasi saya tumpukan.

Belum genap sepekan peristiwa berlangsung, rasanya masih susah untuk segera move on. Seperti di judul artikel ini, kesempatan itu adalah naik kereta Inspeksi (KAIS).

Pic by Ono Sembunglono
Pic by Ono Sembunglono
(hasil nanya mbah google) KAIS, adalah kereta yang digunakan untuk pengawasan terhadap kelaikan operasional dan operasional penyelenggaraan prasarana dan sarana perkeretaapian. KAIS umumnya memiliki peralatan detektor untuk menguji prasarana kuantitatif serta ruang kerja layaknya kantor berjalan (saya sangat sepakat dengan definisi ini).

Saya berkesempatan naik KAIS 4, turut dalam perjalanan dinas Dirut KAI, Bapak Edi Sukmoro dan Bupati Garut, Bupati Garut, Bapak Rudi Gunawan.

Kereta yang sama, pernah digunakan oleh rombongan Wakil Presiden, ketika meninjau banjir bandang di daerah Kabupaten Lebak pada 30 Januari 2020.

dokpri
dokpri
"Wooow Kereeen" dua kata ini mendadak muncul, berulang saya bisikan dalam batin maupun ucapkan dalam gumam.  Kami Blogger, Influencer dan penggiat medsos, memulai perjalanan dengan KAIS dari Stasiun Bandung dengan tujuan akhir Stasiun Garut.

Perjalanan kali ini ditempuh dalam waktu dua jam, dalam rangka pengechekan jalur Cibatu Garut yang akan di aktivasi. Jalur Cibatu Garut sempat mati suri selama 37 tahun, padahal memiliki potensi bagi peningkatan ekonomi.

Tak pelak, langkah strategis dan revolusioner ini, disambut dengan antusias warga di sepanjang perjalanan. wajah-wajah dengan senyum sempurna, lambaian tangan penuh semangat, benar-benar membuat dada ini sesak. Ulasannya perjalanan, sudah saya tuliskan di artikel "Setelah 37 Tahun mati Suri, Jalur Kereta Api Cibatu Garut Diaktifkan Lagi"..

ruang masinis-dokpri
ruang masinis-dokpri
O'ya, KAIS 4 memiliki 5 rangkaian kereta. Saya masuk dari kereta 1 dan bisa melihat ruang masinis, kemudian melewati ruang inspkesi, ruang kru, ruang genset dan ruang kelistrikan.

Kemudian kereta 2 tempat kami berkumpul, memiliki ruang makan, bersebelahan dengan pantry, ruang bagasi dan toilet.

dokpri
dokpri
Di kereta 3, terdapat ruang rapat, ruang lounge, ruang bagasi dan toilet. Dan kemudian di perjalanan pulang ke Bandung, kami pindah dari kereta 2 ke kereta 4, di kereta ini terdapat ruang staff, mini bar, mushola, ruang bagasi dan toilet.

Sementara kereta paling belakang yaitu kereta 5, memiliki fasilitas yang sama dengan kereta paling depan.

dokpri
dokpri
Sepanjang perjalanan, snack olahan dengan direbus dan air mineral disajikan di atas meja. Saya paling doyan jagung rebusnya yang diiris sedang, empuknya dan manisnya pas tanpa kawatir dengan kandungan glukosa.

Ketika masuk jam makan siang, petugas mempersilakan kami mengambil makanan, dengan konsep prasmanan. Buah potong dan jeruk cukuplah menjadi incaran, dan saya mengabaikan nasi putih di sepanjang perjalanan.

dokpri
dokpri
Sewaktu-waktu mau buang air kecil atau besar tidak perlu kawatir, karena tersedia toilet dengan kebersihan terjaga dengan pengharum didalamnya. Tempat ini benar-benar membuat nyaman, saya berasa di toilet perkantoran atau mall di ibukota.

Pun ketika tiba waktu sholat, di mushola yang karpetnya bersih dan wangi saya turut menjadi makmum. Sensasi menegakkan ibadah di kereta, begitu nikmat dan tak terbilang kata. Melangitkan pengharapan, sembari berkelebat pemandangan di balik jendela kaca di sudut mata.

Dua jam waktu tempuh rasanya seperti sekejap, tetapi saya menjaminkan pada diri sendiri. Bahwa pengalaman naik KAIS, tak bakal terlupa sepanjang hidup. Dan kemudian saya bagikan kepada Kompasianer, agar bisa menjadi cerita yang bisa saya tengok di kemudian hari.

Setiap kita, sangat bisa berharap datangnya kesempatan baik pada diri. Dan dengan dibarengi usaha serta doa, tidak ada yang tidak mungkin bekal terjadi.  Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun