Bahwa apabila kita mempunyai (misal) duapuluh butir telur, sebaiknya cara menyimpan dibagi di tempat berbeda. Kalau diletakkan dalam satu keranjang yang sama, apabila sewaktu waktu keranjang jatuh maka (kemungkinan) semua telur akan pecah.
Pun dalam mengatur keuangan keluarga, cara yang sama (pepatah kuno tentang telur) bisa dipraktekkan. Kuncinya (lagi-lagi) kita musti konsisten, tidak mudah terperdaya dengan ujian dan godaan yang datang dari berbagai arah.
Menghindari Utang dengan Metode "Catat dan Pisahkan
Selaras dengan disampaikan Dipa Andhika, Financial Planer and founder Perusahaan bidang hiburan. Supaya tertib dalam mengatur keuangan keluarga, ada strateginya yaitu "mencatat dan memisahkan".
Artinya setiap pemasukan dan pengeluaran harus ada catatannya, dan paling penting uang dibagi dan dipisahkan sesuai post pengeluaran yang diperlukan (setiap orang berbeda postnya).
Saya pribadi menerapkan dari dulu, membuat pemisahan post, seperti uang pendidikan anak, uang bulanan istri, kebutuhan bulanan rumah (iuran RT, Listrik), kebutuhan harian sendiri, post kebutuhan lain-lain.Â
Misalnya uang sekolah satu setengah juta sebulan, kita musti (bisa tidak bisa) menyiapkan uang sebesar angka tersebut. Kalau sampai tenggat pembayaran belum terpenuhi jumlahnya, sementara bisa mengambil dari post lain-lain.
Tapi ingat! Pada kondisi demikian, kita musti bertindak tegas terhadap diri sendiri. Ketika sudah mengambil post lain, maka kita musti mewajibkan diri untuk mengembalikan. Seperti contoh diatas (uang pendidikan ditalangi post lain-lain), bergitu ada pemasukan diprioritaskan untuk segera dimasukkan di post lain-lain.
Saya tidak bisa memungkiri, bahwa semua rencana baik tidak selalu berjalan mulus. Ada saja godaan yang menghampiri, termasuk untuk pengeluaran yang diluar rencana. Hal ini sangat wajar, dan bisa menjadi kesempatan belajar bertindak tegas pada diri.