"Yakin, lo udah berani nafkahin anak orang," teman lain meyakinkan. "Ya yakin mbak, wong sudah mau dinikahin" jawabnya dengan logat jawa medhok.
Karena satu dan lain hal, seingat saya ada urusan ke luar kota, saat itu saya tidak bisa hadir, tetapi angpao saya siapkan dan diberikan setelah masuk kantor.
Pesona Fisik Itu Ada Batasnya
Ganteng dan atau tidak ganteng, tidak bisa dijadikan satu-satunya tolok ukur, untuk urusan cepat atau lambatnya mendapat pendamping hidup. Banyak faktor lebih diperhitungkan, dari sekedar pesona wajah dan fisik semata.
Persiapan mental lebih utama, sementara persiapan materi (saya yakin) bisa diupayakan asal mau berusaha dan tidak gampang menyerah. Seterusnya, bagaimana si calon suami memegang komitmen dan meyakinkan pasangannya.
Yang memiliki wajah ganteng, bukan jaminan lebih dulu menemukan tambatan dan menikah lebih dulu. Sementara yang punya wajah standart (termasuk saya), juga belum tentu lebih lambat menikah.
Orang yang siap menikah, adalah orang yang (biasanya) siap mengesampingkan ego pribadi, siap mengalahkan kemauannya demi keselarasan dengan pasangannya. Proses mengelola ego, akan berjalan alami dengan proses learning by doing pada masa pernikahan berjalan.
Ada lho, perempuannya punya badan langsing dan kulit putih langsat, justru suka dengan pria berkulit legam dan wajah yang biasa biasa saja. Pria mapan yang punya wajah menawan, Â menikahi perempuan bertubuh subur dengan penampilan sangat biasa.
Pesona fisik itu ukurannya sangat relatif, yang penting bagaimana seseorang bisa membawa diri dan luwes dalam pergaulan.
------