Mungkinkah indikasi ini menjadi (salah satu) pertanda, betapa banyak orang yang baru sebatas Mengetahui dan Mengerti saja perihal Ramadan. Sementara masih jauh, dari perilaku 'Memahami' apa itu Ramadan (apalagi mau mengaplikasikan dalam dirinya).
Jangankan di bulan Ramadan, bulan di luar Ramadan saja kita masih susah menahan diri, tidak berkomentar terhadap apa yang kita dengar dan lihat di sekitar. Terlebih pada satu hal, yang kita tidak sepakati (baca kubu berseberangan), dengan mudahnya kita nyinyir tanpa pikir akibatnya dalam jangka panjang.
Meredam amarah dan seteru, bisa berarti (sebenarnya) menahan diri untuk tidak menulis atau berkomentar sesukanya di medsos hanya demi kepuasan sementara. Menahan diri memang bukan perkara mudah, tetapi kalau kita sudah coba lakukan setidaknya kita termasuk kategori orang yang punya keinginan berubah lebih baik.
Toh, sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, akibat kebaikan tersebut akan kembali pada diri sendiri, dan kita yang akan merasakan dampaknya. Buat apa kita merawat kebencian dan seteru, sementara kita tidak tahu sama sekali, apakah besok nafas kita masih menjadi hak kita.
Menjadi barisan orang beriman memang penuh tantangan, dan hadist " hendaklah berkata baik atau diam" Â bisa dijadikan pegangan agar pikiran kita tetap waras. Ramadan tinggal sepuluh hari, apa yang sudah kita dapatkan di bulan suci, jangan sampai sisa bulan mulia akan menjadi sia-sia begitu saja.
Redam amarah dan seteru, hadirkan kedamaian mulai dari dalam diri, niscaya akan berimbas pada sikap dan perilaku kita terhadap orang lain. Bagi orang yang sudah bisa mengalahkan dirinya sendiri (hawa nasfsu), akan jauh lebih mudah untuk belajar berdamai dengan orang lain.
Saya jadi ingat pesan Rasulullah setelah perang badar, "Bahwa kita baru saja pulang dari peperangan kecil menuju peperangan yang besar." Padahal siapa yang menyangsikan, betapa besarnya perang badar. Seorang sahabat bertanya, "Perang besar apa lagi, ya Rasulullah", Rasul menjawab "adalah perang melawan (hawa nafsu) diri sendiri."
Wallahu'alam, semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H