Saya pernah berdikusi dengan satu teman, tentang perbedaan 'Mengetahui', 'Mengerti' dan 'Memahami' (saya menyepakati pendapat teman ini). Orang yang 'Mengetahui" belum tentu mengerti dan memahami, pada tahap 'Mengerti' otomatis mengetahui tapi belum tentu memahami, tapi kalau sudah 'Memahami', bisa diindikasikan dia  mengetahui dan mengerti.
Mengetahui ibarat kulit atau cangkang telur paling luar, Mengerti bisa diumpamakan kulit ari ada di bagian dalam cangkang dan Memahami adalah inti di dalam telur yang bisa dimakan.
Orang yang 'Mengetahui', dia sebatas tahu bahwa benda bulat itu bermana telur, sedang orang yang 'Mengerti' ibaratnya mengerti kandungan yang terdapat di dalam telur, sementara 'Memahami' berarti bisa paham cara memperlakukan telur agar bermanfaat, kapan telur cukup dikonsumsi putihnya saja, kapan baik konsumsi kuningnya saja, atau kapan sebaiknya dikonsumsi keduanya.
Orang yang paham, dia akan tahu, sebaiknya telur dimasak apa agar pas dengan suasana santap makan, bagaimana telur bisa dijadikan campuran kue, bagaimana dijadikan campuran  mie goreng atau mie rebus dan begitu seterusnya.
------
Lalu, bagaimana antara kita dengan Ramadan, apakah sebatas mengetahui, atau lebih dalam lagi mengerti atau memahami sehingga tak rela ketinggalan berkah Ramadan.
Siapapun bisa saja tahu saat ini berlangsung bulan Ramadan (baik yang menjalankan puasa atau tidak), sementara yang mengerti Ramadan dia akan menjalankan puasa (sebatas menahan lapar dan dahaga) dan tahapan orang yang paham akan berbeda (orang ini berpuasa dan mengamalkan nilai Ramadan dalam kehidupan sehari-hari).
Ramadan hari 20, Suasana Ramadan dari tahun ke tahun, pada umumnya nyaris sama pada sepuluh hari terakhir, yaitu shaf-shaf di masjid (dimanapun) umumnya berangsur maju. Taraweh hari ke duapuluh malam duapuluh satu, hanya tersisa sekira empat atau lima shaf (itu juga tidak penuh) kotras dengan hari semingu pertama masjid penuh tak menampung jamaah.
Sementara timeline medsos, nyaris tidak ada beda antara Ramadan dan bulan di luar Ramadan, tetap saja bertebaran hoax dan ujaran kebencian. Padahal pemilik akun medsos adalah seorang muslim (beberapa saya kenal), tetapi ucapan dan komentarnya (menurut saya) kurang etis dituliskan apalagi di bulan Ramadan.