Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguji Kalimat "Dunia Milik Berdua" Melalui Pernikahan

17 Maret 2019   05:40 Diperbarui: 17 Maret 2019   05:47 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber cahayanabawi.com

Kalau mau berpikir sejenak, ketidakenakkan demi ketidakenakan (sebenarnya) memang dibutuhkan, justru sebagai jalan untuk merekatkan hubungan suami istri.

Masa pedih dilalui yang dalam pernikahan, sesungguhnya bisa menjadi peluang untuk saling membahu dan saling mengokohkan satu sama lain.

Sangat penting bagi suami dan atau istri, masing-masing terus belajar bertoleransi, belajar memaklumi perbedaan dan kebiasaan satu sama lain.

------

Coba amati sol sepatu, untuk menyatukan, mula-mula seluruh permukaan alas dan pinggiran sepatu harus diolesi lem secara merata.

Setelah lem dioles pada dua permukaan, harus diangin-anginkan beberapa saat sampai lem setengah mengering, setelah siap direkatkan sepatu diketok-ketok beberapa kali. Hasilnya, dua bagian sepatu lengket dan kuat,  menjadi sepatu yang kuat siap dipakai melewati panas dan hujan.

ilustrasi-dokpri
ilustrasi-dokpri
Persis seperti kehidupan pernikahan, mengoles lem ibarat bersiap dan merelakan diri, sebelum akhirnya suami dan istri disatukan.

Masing-masing bagian tidak boleh mengedepankan ego, terserah si tukang sol sepatu, pada bagian mana dioles lem lebih tebal dan bagian mana lebih keras diketok dengan palu.

Setiap pihak musti menerima dengan penuh kelapangan hati, segala ketidakenakan serta ketidaksempurnaan yang dimiliki pasangannya.

Setiap pihak musti bersedia dan menyediakan diri, saling melengkapi satu sama lain dan menutupi kekurangan belahan hati.

Kalau sikap demikian sudah dikedepankan, saya yakin kalimat 'Dunia Milik Berdua' bukan sekedar pemanis belaka tetapi memang sudah teruji

'Dunia Milik Berdua' dalam Pernikahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun