Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hindari Tiga Signal Lapar untuk Berat Badan Ideal

13 Maret 2019   05:59 Diperbarui: 14 Maret 2019   15:01 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat warna warni makanan menggoda, sop buah dengan bulat bulat kelereng daging buah dengan syrup merah, ditumpuk kuning kehijauan kerokan alpukat. Putih memanjang daging kelapa muda, lelehan kental manis diatas es batu serut, memenuhi permukaan gelas saji menawan.

Itu baru sop es lho, masih ada berderet pilihan seperti bubur sumsum, kolak biji salak, es dawet, es teller, es podeng dan makanan menarik mata lainnya.

Gara gara tak tahan dan terkesima warna-warni makanan, akhirnya jebol juga pertahanan dan membeli apa yang dilihat meski sedang tidak lapar.

Ini dia katgeori lapar mata, yaitu lapar diakibatkan melihat makanan. Padahal kalaupun kita tidak membeli dan mengonsumsi, juga tidak masalah karena lambung masih belum waktunya diisi.

sumber Viva.co,id
sumber Viva.co,id
Lapar Hidung

Pernah dong, waktu melintasi restoran di mal atau melewati arena pujasera, atau berpapasan dengan abang nasi goreng. Tiba tiba "seeeng" aroma harum makanan yang diolah menusuk hidung, bumbu, dan rempah yang menyita pikiran membuat langah kaki sontak berhenti.

"Bang nasi goreng bungkus ya."

Padahal baru satu dua jam makan malam, rongga perut masih sesak dan rasa kenyang belum juga beranjak pergi. Lapar hidung, membuat selera makan bangkit, meskipun kalau kita teguh pendirian dan tidak dituruti ya tidak masalah.

Lapar Lidah

"Rasanya yummy, coba incip sesendok saja deh"

Ini dia nih godaan berat, apabila ditawarin incip incip makanan (tester), ketika lewat di kerumanan masa kemudian sedang ada demo masak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun