Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menengok Kesiapan Danau Toba Menjadi "New Bali"

15 November 2018   04:09 Diperbarui: 15 November 2018   05:21 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Target penyelesaian seluruh pekerjaan (tersisa) 55%, akan rampung hingga bulan Desember 2019 (pekerjaan sudah dimulai desember 2017).

Dari Embung Pea Parsinagaan Kemudian Menari Sigalegale  

Dari Tano ponggol, masih ada waktu sebelum kami menunaikan sholat jumat. Dan Embung Pea Parsianagaan, menjadi tujuan perjalanan kami selanjutnya.

Melihat pembangungan Embung Pea Parsingaan, yang merupakan pengembangan untuk areal pertanian, digunakan pengairan sawah dan tanaman palawija seperti jagung, kacang dan sayuran.

Melalui pemeliharaan irigasi yang terjaga, sesuai kebutuhan pola tanam. Niscaya akan meningkatkan produksi dan ketahanan tanaman pangan, di kab Tapanuli Utara khususnya dan Sumatera Utara pada  umumnya.

EMbung Serbaguna Parsinagaan-dokpri
EMbung Serbaguna Parsinagaan-dokpri
Embung Serbaguna Pea Parsinagaan, memiliki luas genangan33.09 Ha, rencana tinggi pelimpah 2,50 meter, dengan volume tampungan 486,10 meter kubik. Nantinya dapat mengairi sekitar 200 hekater sawah, memenuhi kebutuhan baku 124.83 meter kubik di Desa Parsinagaan Kec, Ronggur Ni Huta.

Kami tidak terlalu lama di embung, agar tidak tertinggal ibadah sholat jumat di masjid tepian Pulau Samosir. Selepas beribadah, kami menuju Desa Wisata Tomok Parsaroan, Simanindo Samosir.

Saya hanyut dalam tarian sigalegale, sebuah tarian diilhami dari kisah raja yang sangat sayang pada anaknya. Jiwa keayahan saya menyeruak, terpesona mendengar kisah yang dituturkan oleh pemandu tarian. Tari Sigalegale, kala itu sebagai tarian penghiburan bagi raja yang ditinggal wafat anaknya (karena perang untuk memperluas kekuasaan raja). 

Saking sedihnya sang Raja nyaris kehilangan akal, hingga dipanggil dukun untuk mengadakan ritual memanggil arwah si anak. Melalui perantara patung ukir dari kayu, akhirnya arwah anak masuk ke patung kayu dan bergerak dengan halus dan lemah gemulai selama tujuh hari tujuh malam, Sang raja terhibur hingga pulih kembali.

"Sigalegale artinya lemah gemulai" ujar pemandu tarian

Tarian Sigalegale di desa Tomok. Gambar oleh Mia
Tarian Sigalegale di desa Tomok. Gambar oleh Mia
***

Perjalanan seharian rasanya komplit, dari Tano ponggol, lingkar luar samosir, Embung Parsinagaan dan jelang senja kami sampai di desa wisata Tomok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun