Kira-kira sepuluh tahun silam, kali pertama saya menjejakkan kaki di Pulau Dewata. Kala itu saya datang sendiri untuk urusan pekerjaan, dari kantor dipesankan penjemputan dari hotel tempat saya menginap. Â Sampai di terminal kedatangan Bandara Ngurah Rai, saya celingukan mencari petugas penjemput.
Namun perasaan ini ada yang agak janggal, -- ini sungguh kejadian, alias bukan hoax, hehehe--- saya seperti berada di luar negeri. Pasalnya tengok kanan dan kiri berpapasan bule, sesaat merasa terasing karena  dengan rambut hitam (yang lain pirang)dan kulit sawo matang (mereka putih kemerahan) saya  -- hehehe
Hingga akhirnya membaca kertas bertulis nama saya, sementara si pemegang kertas memandang pintu keluar. Tangan ini  melambai, dan si bapak melihat lalu tersenyum dan melangkah mendekati saya.Â
Jumat, 9 November 2018, Langit cemerlang melingkupi alam Toba, warnanya biru bersih disapu serpihan putih bak kapas menabur di angkasa. Cahaya matahari terang, menyatu dengan pesona alam mayapada. Rasanya kalimat ini tidak bakalan sanggup, mewakili panorama sempurna tiada tara.Â
Siang itu, saya tergabung dalam "media Visit Danau Toba" Â Biro Komunikasi Publik Kementrian PUPR, sedang berada di lingkar luar Samosir, tepatnya di jalur Panguluran- Ambarita- Tano - Onan runggu. Jalur ini memiliki panjang 76,9 KM, akan dilebarkan (dari 4,5 meter) menjadi 14 meter.
Dengan menyulap jalan berstandart nasional, niscaya jalur ini sanggup menunjang kelancaran lalu lintas kendaraan besar (bus), menuju kawasan wisata di seputaran Danau Toba.Â
Dan akhirnya, saya berpapasan dengan seorang bule pria (usia sekitar tigapuluh-an) sedang asyik jogging di jalan tempat saya berdiri. Kami nyeletuk menyapa, si bule membalas dengan lambain tangan sambil tersenyum.
Tiba-tiba harapan saya membuncah, nanti pada lima dan atau sepuluh tahun mendatang, semakin banyak bule jogging dan berseliweran di sekitar Toba.
Â
Doa besar saya, sekaligus mengharapkan kerjakeras pemerintah melalui KemenPUPR, lancar dan bisa menjadikan Danau Toba sebagai tujuan wisata andalan---Amin.
***
Upaya pemerintah menyulap Danau Toba menjadi "New Bali", diwujudkan dengan salah satunya pelebaran Alur Tano Ponggol di danau Toba kabupaten Samosir.
Tano Ponggol artinya tanah yang dipenggal, dulunya Samosir dan Sumatera menjadi satu kesatuan. Sehingga akses Belanda masuk ke wilayah ini, harus memutari Pulau Samosir. Pada tahun 1907 Belanda menggali alur Tano Panggol, untuk memudahkan jalur transportasi, terutama untuk kepentingan militer.