Saking buru-burunya, beberapa kubangan air gagal saya hindari. Sampai stasiun Cikini, baju  lepek oleh keringat campur air hujan. Badan merasakan kedinginan, "masuk  angin nih," batin saya.
Selain alasan kecapekan, badan saya rentan terserang masuk angin, apabila kehujanan, terkena angin dari kipas angin atau AC secara langsung. Tapi saya tidak kawatir, Tolak Angin selalu tersimpan di dalam tas, siap mengusir masuk angin kapanpun di manapun.
Tolak Angin Lebih dari Sekedar atasi Masuk Angin
Belajar dari pengalaman, bagi saya Tolak Angin memiliki empat Perspektif :
1. Tolak Angin Sahabat Sejati : kemasan Tolak Angin yang kecil, praktis dibawa kemana-mana. Bisa diselipkan di saku baju, saku celana, atau di saku tas bagian depan. Tidak butuh tempat khusus, untuk membawa serta Tolak Angin. Apa namanya kalau bukan sahabat, Tolak Angin selalu setia menemani saya kemanapun pergi.
2 .Tolak Angin adalah Pahlawan : Saya tidak bisa bayangkan, kalau sehabis kehujanan di Cikini raya tidak langsung minum Tolak Angin. Bisa jadi badan bertambah sakit, akhirnya tidak bisa pergi ke BSD pada sabtu pagi. Apa namanya kalau bukan pahlawan, kalau telah menyelamatkan diri pada saat sedang tidak enak badan.
3. Tolak Angin Membantu Mensugesti diri ; Tolak Angin dengan bahan herbal plus madu, bisa diminum dengan cara berbeda. Begini maksud saya, cobalah minum Tolak Angin dengan mindful driking. Â Teguk perlahan rasakan di permukaan lidah, nikmati setiap rasa yang ada di dalam satu sachet Tolak Angin. Rasa herbalnya, rasa manis dari campuran madunya, nikmati satu persatu jangan sampai terlewatkan
Kemudian saat cairan Tolak Angin masuk tenggorokan, nikmati sensasinya dengan sungguh-sungguh. Elus dengan lembut leher bagian depan, sambil ucapkan kata kata sugesti yang baik. "Enak ya leher, kirimkan khasiat Tolak Angin ke seluruh tubuh. Agar aku sehat, bisa beraktivitas seperti biasa"
4.Tolak Angin Memacu Kreatifitas ;Â Kalau kecapekan dan sedang ada di rumah, saya tidak mau minum Tolak Angin dengan cara biasa-biasa saja. Saya sengaja mencampur Tolak Angin, dengan air teh yang masih agak panas (ada kepulan uap). Teh saya pilih, biasanya yang punya aroma melati (bebas sesuai kesukaan). Bayangkan, perpaduan aroma melati, menyatu dengan herbal dan madu dari Tolak Angin, lebih unik dan keren pastinya.
Sebelum meminum, saya dekatkan ujung hidup di  bibir gelas. Perpaduan aroma itu, mengepul dikirim asap teh campur Tolak Angin, sekaligus bisa dijadikan aromatherapy. Satu teguk dua teguk, rasakan dengan konsep mindful drinking -- seperti point nomor tiga.