Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perspektif Baru Tolak Angin, Lebih dari Sekedar Atasi Masuk Angin

14 Agustus 2018   22:11 Diperbarui: 15 Agustus 2018   08:15 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Tolak Angin di Stasiun Cikini- dokumentasi pribadi

Segiat-giatnya kita bekerja, tubuh musti tetap diperhatikan kondisinya. Jangan terlalu dipaksakan, menyelesaikan pekerjaan tidak ada habisnya. Segera beristirahat, adalah cara memenuhi hak atas badan. Ibarat mesin, kalau dipakai terus menerus, lama kelamaan panas dan berkurang tenaganya.

Bagi kalian workaholic, jangan abaikan tubuh yang mulai tidak nyaman. Kalau merasa kecapekan, segera hentikan pekerjaan dan tinggalkan.  Kalau saya, biasanya langsung merebahkan diri. Membiarkan otot-otot rileks, melepaskan semua beban sampai tubuh seolah tak bertenaga.

Saya sangat menikmati kegiatan ini, merasakan darah yang tadinya 'mampet' berangsur mengalir. Lelah yang semula melekat di tubuh, sedikit demi sedikit seperti menguap. Kalau badan sudah nyaman seperti sedia kala, silakan melanjutkan pekerjaan tertunda. Kelelahan atau stres karena pekerjaan, adalah hal wajar yang bisa dicari solusinya.

Meresapi hakekat dari setiap pekerjaan, akan membawa pada satu titik yang bernama totalitas. Kita dituntun untuk bekerja sepenuh hati, pantang mengeluh dan pantang putus asa. Itulah makna dari kalimat, bekerja adalah ibadah.

***

Gerimis malam itu belum kunjung reda, saya berada di sepanjang raya Cikini - Jakarta Pusat. Langkah kaki ini tak surut terabas beton trotoar, bergegas mencapai stasiun di ujung jalan tak jauh dari Patung Proklamasi.

Jumat malam pekan lalu, air tumpah dari langit cukup deras. Saya baru selesai meeting, bersama beberapa teman blogger di satu tempat tak jauh dari TIM (Taman Ismail Marzuki).

Pertemuan dimulai jam tujuh, diawali topik ringan sambil ber-haha-hihi. Setengah jam pertama, pengundang menyampaikan maksud dan tujuan mengundang kami. Kemudian diskusi berlangsung seru, menyamakan persepsi agar tak salah paham. 

Seperti sebuah grafik naik kemudian menurun, obrolan serius itupun   lama-lama melonggar. Kembali membahas hal-hal receh, tentang kegiatan keseharian terkait ngeblog. 

menerobos gerimis di sepanjang Cikini Raya - dokumentasi pribadi
menerobos gerimis di sepanjang Cikini Raya - dokumentasi pribadi
Seratus duapuluh menit berlalu, bahan  pembicaraan berangsur kering. Jam sembilan malam, waktu ideal untuk mengakhiri pertemuan. Mengingat masing-masing kami sudah berkeluarga,  pasti ada yang menunggu di rumah. Tapi langkah itu tertahan, mendengar  hujan diluar tak juga selesai. Mau tak mau, obrolan ngalor ngidul  berlanjut.

Satu jam kemudian, hujan menipis meski belum sepenuhnya  habis. Kesempatan tidak disia-siakan, saya pamit menerobos gerimis, menempuh satu kilometer dengan berjalan kaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun