Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Doa Ibu di Selembar Hiasan Dinding Bergambar Masjidil Haram

25 Desember 2017   20:58 Diperbarui: 27 Desember 2017   05:41 2022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiasan DInding bergambar Masjidil Haram -dokpri

Transaksi selesai, ibu meneruskan perjalanan menuju penginapan. Barang yang dibeli ibu, oleh-oleh untuk anak-anaknya. Berharap, kelak di setiap rumah anak-anaknya, terpasang cindera mata pemberiannya.

Hiasan DInding bergambar Masjidil Haram -dokpri
Hiasan DInding bergambar Masjidil Haram -dokpri
Enam hiasan dinding bergambar Masjidil Haram, satu diantaranya terpajang di dinding rumah si bungsu.  Sungguh, bukan sekedar hiasan dinding.

Di permukaannya, terdapat gambar Masjid mulia. Saya merasakan, hembusan doa seorang ibu di atas hiasan dinding ini. Doa perempuan berhati samudra, mengharapkan anak-anaknya, menginjakkan kaki di tanah kelahiran para Nabi.

Saya masih ingat, bagaimana perubahan air muka perempuan sepuh ini. Setiap mengisahkan pengalaman berhaji, wajah berkerut mendadak berseri-seri. Tidak lupa sama sekali, bahkan hapal setiap jengkal kejadian di tanah suci.

Masih saja, ada rasa tidak percaya terselip. Bahwa seorang perempuan kampung, yang hanya lulusan SD, ternyata bisa naik Haji.

"sampai sekarang, Ibu masih gak percaya, bisa sholat di depan Ka'bah"

Suara  itu berubah parau, ketika berbagi cerita di ruang tengah rumah si bungsu. Ibu, termasuk satu dari sedikit orang di kampung, yang telah menunaikan rukun islam kelima.

"Iki, oleh-olehe ibu, pasangen di rumahmu yo le..!" pesannya kala itu.

Enam anaknya sudah dewasa, tinggal di rumah berbeda. Masing- masing mendapat satu hiasan dinding, buah tangan tak ternilai harganya.

Hiasan dinding bergambar Masjidil Haram, kalau dirupiahkan senilai sekitar 45 ribu per lembar. Bagi sebagian kita, mungkin tidak terlalu mahal. Namun perhatian dan rasa sayang ibu, tidak tergantikan oleh apapun dan siapapun.

Ibu (kanan memakau kalung sorban) di pelataran Masjid Nabawi -dokpri
Ibu (kanan memakau kalung sorban) di pelataran Masjid Nabawi -dokpri
Setiap rasa kangen pada ibu datang,  saya memandang gambar Ka'bah yang terpasang di dinding. Sembari menghunjamkan harap, suatu saat bisa datang, melihat dan menyentuh Ka'bah secara langsung. Sholat dan berdoa di Hijr Ismail, agar ibu selalu sehat dan panjang usia.

Di usia mendekati 72 tahun, ibu dilarang anak-anaknya pergi jauh.  Apalagi, penyakit ibu pernah kambuh, sempat diopname beberapa hari di RSUD. Sejak saat itu, ibu lebih sering menghabiskan waktu di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun