"Gizi Buruk." Â Insting sebagai ahli gizi bekerja.
Masih setengah mematung, barang bawaan kami diperebutkan warga. Tas slempang di pundak, tak luput dari serbuan. Kami team NS, bertatap pandang, menerka yang sedang terjadi.
Di tengah kebingungan, seseorang datang. Memperkenalkan diri, sebagai pegawai puskesmas --akhirnya kami tahu namanya Pak Jhony. Meyakinkan, bahwa semua akan baik-baik saja.
Warga menenteng bawaan, berlomba lari mendahului. Mereka lebih dulu sampai di teras, bangunan berdinding papan, jujugan kami.
"Mari, Mas, Mbak Silakan" ajak Pak Jhony
Setelah berpamitan pada pilot, tujuh team NS, mengikuti langkah petugas Puskemas. Hanya beberapa ayunan kaki, kami tiba di tempat warga membawakan barang.
Kebingungan belum tuntas, si pengangkut enggan beranjak. Saat Saya bermaksud mengambil tas slempang, barang itu didekap erat. Dari sorot mata itu, tak rela tas diambil.
"Beri mie instan "
Setelah menuruti bisikan, barulah barang dilepas, serentak warga menjauh pergi. Â Sejak saat itu, pegawai puskesmas baik hati, menjadi penerang setiap ketidaktahuan kami.
-0-
Masalah gizi buruk, menjadi tugas saya. Miris hati, saat turun pesawat, melihat perut buncit sebagian warga. Sungguh, pemandangan yang memprihatinkan.