Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sebulir Peluh Pejuang Gizi di Towe Hitam Papua

5 Desember 2017   20:09 Diperbarui: 10 Agustus 2019   13:29 2575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghayutkan diri di sungai - dok fb Septiyan

Towe Hitam, sebuah desa di distrik Towe Kabupaten Keerom, Papua.  Jujur, kali pertama mendengar nama daerah ini, persis pada saat penempatan, sebagai ahli gizi team NS Kementrian Kesehatan.

Program Nawacita, sebagai bukti kehadiran pemerintah -- dalam hal ini, melalui KemenKes-, di tengah masyarakat, yang berada di DTPK (Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan).

Melalui jalan inilah, dua kaki menjejak, di sebuah wilayah di perbatasan Indonesia dengan Negara Papua New Guinea.

Menempuh jalur udara, dari Bandara Sentani Jayapura menuju Towe Hitam. Membutuhkan waktu empat puluh lima menit, tak ubahnya, penerbangan dari Jakarta menuju Jogja atau Solo.

Awal Desember 2015.

Pagi di Towe Hitam, matahari masih sepenggalah. Pesawat kami tumpangi mendarat. Putaran baling-baling -- sumber suara berisik-, akhirnya mereda juga.  

Beruntung, hanya sesekali saya naik pesawat capung. Kalau saban hari, bisa-bisa pendengaran bermasalah.

dok FB Soni Tehe
dok FB Soni Tehe
Dari kaca jendela pesawat, tampak bangunan berdinding papan, dengan genteng bercat biru muda. Saya merasa, itulah puskesmas, tempat saya melewatkan hari demi hari, selama dua tahun kedepan. 

Ya. Perjalanan jauh telah ditempuh dari Bekasi, demi menuju puskemas di tengah hutan Desa Towe Hitam.

Pilot membuka pintu, mempersilakan kami turun satu persatu.  Kaget  langsung menyergap, setelah sadar, kaki ini menginjak tanah becek berlumpur bekas hujan.

Warga  berhamburan, mendekati. Beberapa langkah, dari tempat kami berdiri di dekat pintu pesawat. Orang tua dan anak-anak, tanpa baju dan alas kaki, dengan perut membesar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun