Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ajari Anak Mengelola Uang Lebaran

3 Juli 2017   03:54 Diperbarui: 3 Juli 2017   19:27 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: ciricara.com

Kalimat ini disambut dengan anggukan Si Ayah.

Keputusan anak lanang ini lumayan tepat, barang yang ingin dibeli sebenarnya juga meringankan beban orang tua sekaligus.

Bagaimana tidak, lebaran tahun ini beriringan dengan datangnya tahun ajaran baru. Setelah dana teralokasikan untuk kebutuhan hari raya, orang tua musti konsentrasi lagi mencari biaya sekolah. Apalagi tahun ini adiknya masuk sekolah dasar, pada awal puasa sudah membayar uang masuk sekolah baru.

Anak lanang membeli sepatu -dokpri
Anak lanang membeli sepatu -dokpri
Dua laki-laki membuat kesepakatan, akan memilih sepatu dengan kisaran harga sesuai isi kantong. Kalau dihitung-hitung dari harga dipilih, ayah tinggal menambahkan sekitar uang lima puluh ribu.

Berdua menyusuri rak demi rak di gerai sepatu di satu pusat perbelanjaan, menilik satu persatu model, warna sekalian mengecek angka terpasang di bandrol. Kami berpindah dari etalase ke etase, berganti satu merk ke merk lain. Ketika mendapati warna dan model sesuai selera, terpaksa harus melepaskan barang ketika harganya tidak sesuai kantong.

Cukup lama menimbang-nimbang jenis sepatu, sampai akhirnya ketemu barang yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan. Ayah musti nambah uang lebih dari kesepakatan awal, tetapi tidak masalah daripada semua harga ditopang dompet Si Ayah.

Berdua pulang dengan langkah ringan dan hati riang, anak dan ayah merasa mendapat kemenangan yang sama. Anak bisa sekolah memakai sepatu baru, ayah tak perlu menanggung semua harga sepatu yang dibeli.

Alangkah sederhana setiap masalah anak dan orang tua, kalau jalan keluar ditempuh adalah kesepakatan dua belah pihak. Orang tua tidak memaksakan kehendak, pun anak tidak musti merengek-rengek untuk mendapatkan suatu barang.

"Ayah, adik mau beli sepatu dan baju renang pakai uang lebaran."

Suara gadis kesayangan menyahut, melihat kakak sedang mencoba sepatu baru di rumah. Keputusan Si Adik tentu mendapat dukungan penuh, mengingat di sekolah baru ada ekskul berenang sebulan sekali.

Bayangkan, kalau saja anak-anak mau membelanjakan uang pribadi untuk hal yang lebih penting---misalnya kebutuhan sekolah. Selain kebutuhan sekolah terpenuhi, beban orang tua juga merasa diringankan.

Sedari kecil, anak-anak sangat bisa dididik agar tidak konsumtif. Caranya cukup simpel, misalnya tidak sekedar membeli mainan yang biasanya tidak lama pakai. Dengan mengajak menggunakan uang untuk hal yang lebih penting, otomatis mengajak anak berpikir lebih jauh ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun