Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ajari Anak Mengelola Uang Lebaran

3 Juli 2017   03:54 Diperbarui: 3 Juli 2017   19:27 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: ciricara.com

Kalau dihitung, rumah yang hendak dikunjungi ada sekitar dua puluh musti dihampiri pada lebaran setiap tahunnya. Untuk alasan masih ada hubungan kekerabatan, selain itu tetangga dekat dengan usia lebih tua.

"Sebentar tunggu dulu, anak-anak ke sini semua."

Kalimat tuan rumah sontak menahan langkah anak-anak, tangan berkerut itu dengan cekatan mengambil dompet. Selembar demi selembar uang dibagikan, kepada tangan-tangan mungil yang mendekat.

Foto keluarga di kampung- dokpri
Foto keluarga di kampung- dokpri
Ibu kami yang sudah sepuh tinggal di rumah, melakukan hal serupa kepada tamu-tamu berkunjung yang membawa serta anak kecil. Uang jatah lebaran yang diberikan anaknya, diteruskan untuk sangu anak-anak kecil.

Kebahagiaan berlebaran ternyata bisa ditularkan, ibu yang berusia 70 tahun senang dapat uang dari anak-anaknya. Kemudian anak-anak tetangga tak kalah bahagia, mendapat sangu dari tuan rumah yang dikunjungi.

Keseruan lebaran masih belum selesai lho. Sesampai di rumah anak anak menghitung hasil "tabungan". Nah orang tua tidak boleh egois donk, uang lebaran hak milik anak jangan diminta dengan alasan apapun, hehehe.

-0o0-

Suasana lebaran masih begitu kentalnya, suasana jalanan begitu sepi dari lalu lalang kendaraan. Saya yang balik ke kota perantauan lebih awal, mendapati lalu lintas ibu kota sangat lengang tak ada kemacetan.

Mal dan atau pusat perbelanjaan belum terlalu ramai pengunjung, gerai pakaian, restoran cepat saji, toko kue dan snack, counter pulsa dan barang eletronik masih jarang pengunjung. Hanya terlihat petugas sibuk berbenah, sepertinya baru buka setelah libur lebaran.

Siang itu sulung mengidamkan satu barang, mengajak serta Si Ayah berbelanja yang sudah menjadi incaran. Selembar dua lembar uang lebaran dikumpulkan, rela menahan diri untuk sekadar jajan makanan kesukaan apalagi mainan.

"Yah, Kakak mau beli sepatu" ujarnya sambil menghitung lembaran uang "Kalau kurang, nanti ayah tambahi ya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun