Bahkan Mbak Yayat tidak segan, terbang ke Sepang Malaysia untuk nonton langsung balapan. Pada saat di Sepang inilah, reportase seputar balapan langsung  publish di Kompasiana. Tak sekedar main event saja, tapi dikabarkan serba-serbi di balik balapan MotoGP atau bisa dikatakan "Behind The Scene".
"Blogger lebih fleksibel dibanding jurnalis, bisa menulis dari berbagai sudut pandang. Kalau sedang melihat langsung di Sirkuit, Blogger bisa menulis hal-hal di luar balapan dulu. Seperti menulis kehebohan fans Valentino Rossi, atau suka cita teman yang baru sekali menonton MotoGP. Kalau blogger menikmati acara, biasanya tulisan akan mengalir dengan sendirinya. Apapun yang ditulis yang penting enjoy, karena tidak ada pakem," jelas Mbak Yayat
Meski mengaku tidak jago balapan atau menguasai mesin, namun bisa merasakan bagaimana teknik belok yang enak. Sehingga dia bisa membuat ulasan, tentu saja balapan MotoGP dari kacamata seorang penonton.
Mbak Yayat sendiri mengakui, bahwa tahun 2016 cukup amazing baginya. Mungkin Kompasianer tahu, bahwa ibu berusia 44 tahun ini terpilih sebagai Kompasianer of the year. Namun ada yang lebih dari pencapaian gelar tersebut, adalah undangan dari negeri jiran meliput kegiatan Malaysia Fashion Show. Dari undangan di acara bergengsi inilah, Mbak Yayat terpacu belajar menulis fashion.
"Kalau kita mencintai yang ditulis, pembaca akan merasakan kedalaman tulisan. Focus pada topik  yang disukai, kalau mencintai topik yang ditulis, maka mood menulis akan terjaga.  Selain itu bergaullah dengan blogger baik secara online atau offline, dengan aktif dan tidak menutup diri akan terbuka peluang yang tidak disangka," jelas Mbak Yayat
Mas Isjet sebagai narsum kedua mengakui, dunia digital memudahkan setiap orang mengakses internet untuk mendapatkan informasi. Era medsos yang sedang berlangsung, membuat profesi penulis berkesempatan eksis.
Media saat ini ada di tangan setiap orang, untuk sebuah kasus masyarakat tidak perlu menunggu kabar dari media mainstream. Setiap orang bisa menulis sendiri, sehingga hampir semua informasi bisa diakses. Semakin banyak orang yang membaca demi mendapatkan informasi, tentu semakin memacu dan mengasah orang untuk menulis.
Mengapa warga menulis ? #Katajet
Menulis Living Knowlegde
Menulis adalah ilmu yang universal. menulis bukan lagi monopoli jurnalis, kolumnis atau penulis buku. Tapi profesi apapun, sebenarnya bisa menjadi penulis. Seorang dokter, pilot, pengacara, saudara kita yang bekerja di luar negeri, atau profesi apapun bisa menjadi penulis.