-0o0-
Pada tahun 1997, terjadi persetujuan kerjasama antara PAM Jaya dengan SUEZ Environnemnet dan Thames Water dengan sungai Ciliwung sebagai batas wiliayah pelayanan.
Bentuk kerjasama, adalah pendelegasian pengelolaan air bersih dari PAM jaya kepada swasta selama 25 tahun. Segala Asset utilitas akan dikembalikan pada PAM Jaya, pada saat kontrak berakhir.
Saham Palyja terdiri dari 51% Suez dan 49% Astra, mungkin kalau dengar Suez jadi ingat terusan suez di Mesir--ternyata memang ada kaitannya.
Palyja mengambil 62.5% air baku dari Jatiluhur, kemudian membeli dari Tangerang 31.8%. Sejak beroperasi 1 feb 1998, masalah air baku kurang ada di bagian barat dan utara jakarta. Total ada 45 permanen area,  dibagi dalam bentuk distrik agar lebih mudah dihitung input dan output.  Untuk konsentrasi  Playja, membangun jaringan pada wilayah yang tidak ada alternatif air tanah. Akses jaringan sudah dibangun 2.400 KM sejak 1998, infrastrutur yang dipersiapkan 73%.
Pemberlakuan Perda no. 11/1993, jika pelanggan telat bayar 5 hari dicabut dan telat sebulan ditutup permanen. Kebijakkan ini bagaikan simalakama, angka pelanggan Palyja menyurut.
Tingkat kehilangan air.
Kebocoran Fisik (tampak dan tidak tampak)
Lazimnya kebocoran terjadi karena jaringan sudah tua. Keboocoran fisik menyumbang 30% total kehilangan air, 30% kebocoran commercial, tindakan ilegal 9%.
Kebocoran fisik, mau gak mau harus diganti, ada 3000 KM jaringan tua yang perlu diganti.