Hal yang jarang dilakukan blogger setiap acara, yaitu mewawancarai narasumber. Mungkin bisa jadi dianggap sebagai keunikkan tulisan blogger dan beda dengan jurnalist, sebenarnya juga tidak ada yang salah dengan wawancara.
Wawancara - pertemuan tatap muka, "melibatkan interaksi verbal antara dua orang atau lebih tetapi biasanya diprakarsai untuk suatu maksud khusus dan biasanya difocuskan pada satu masalah khusus". Luwi Ishwara
Esensi Wawancara "Kegiatan ada yang bertanya dan ada yang menjawab, Pertemuan face to Face antar Interviewer dan Interviewee" Erol Jonathans
"Mencari Fakta, Alasan, Opini untuk topik tertentu dengan menggunakan kata - kata narasumber sehingga khalayak bisa membuat kesimpulan atau keabsahan dari apa yang dikatakan narasumber" Theo Stokkink
Sebagai orang awam yang kebetulan juga menulis, kerap saya lakukan 5 W 1 H untuk wawancara. Namun saya jauh dari tehnik wawancara ideal, sehingga lebih nyaman wawancara keroyokan. Apalagi untuk tema yang kurang saya kuasai, saya cukup merekam pertanyaan teman lain dan mendengar jawaban narasumber.
Pak Fadly menayangkan slide jenis wawancara, total ada 8 jenis ; Berita, Biografi, Cerobong, Cerobong terbalik, jalan, sambil lalu, tatap muka, via email. saya paling sering menggunakan tehnik sambil lalu/ door stop, tanpa ada janji  biasanya usai acara Kompasiana nangkring atau acara lainnya. lagi-lagi biasanya dengan keroyokan, sehingga tak repot mencari pertanyaan.
Sebagai pewawancara kita harus punya rasa Kepo yang tinggi, karena dari ke-kepoan (lucu ya, hehe) akan memacu keingintahuan yang tinggi. -Asal jangan gosip aja ya kawan's-
Sebagai pewawancara harus tahu yang dilakukan, salah satunya jangan seperti mengintrograsi narasumber. Hal ini masih sering terjadi, dilakukan oleh host di acara televisi ternama. Beberapa kasus pernah kita lihat, narasumber "menyemprot" host yang mewawancarai. Kalau saja dilakukan saat siaran live disaksikan jutaan pasang mata, tentu yang malu tidak hanya host tapi nama televisi yang menaungi terkena imbasnya.
Saya jadi teringat acara Mata Najwa, saat itu menghadirkan Gibran putra dari RI 1. Najwa yang pewawancara handal, menurut saya sempat salah memilih jenis pertanyaan.
Kala itu Gibran dengan raut yang datar, hanya menjawab "biasa saja", "ya", "tidak". Saya yang menyaksikan acara tersebut, melihat host kerepotan.