Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Antara Siswa, Kualitas Sekolah & Perencanaan Pendidikan

11 Oktober 2015   17:33 Diperbarui: 14 Oktober 2015   15:24 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak bijak berpandangan, menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah meskipun sekolah terkenal berkualitas sekalipun . Sekolah berkualitas hanya satu aspek, perlu dibarengi dengan aspek lainnya. Aspek lain misalnya mencontohkan kebiasaaan baik, tidak terlalu memanjakan anak dengan keenakan.

Saya punya kenalan, kebetulan orang tuanya (ayah) seorang pengusaha relatif berhasil. Meski di rumah memiliki kendaraan, sang anak tidak bisa seenaknya minta difasilitasi. Dulu saat masih kuliah, kenalan  menggunakan kendaraan umum ke kampus. Pun saat jalan-jalan bersama teman, tak bisa seenaknya membeli apapun semaunya. Akhirnya anak ini biasa berdesakan di angkot, atau menahan lapar saat perjalanan pulang. Selain itu orang tua menekankan, untuk mendirikan sholat lima waktu.

Kini setelah bekerja dan berkeluarga, kenalan ini memiliki mental sangat mandiri. Usai menikah memilih tinggal di rumah kontrakkan, meski rumah orang tuanya luas. Suka duka dalam rumah-tangga, dihadapi dengan sabar tanpa keluh kesah kepada ayah ibunya.

Sampai akhirnya bisa membeli rumah sendiri, hasil dari jerih payah dan keringatnya sendiri. saya dan istri kebetulan mengenal secara pribadi, cukup salut dengan sikap hasil didikan ayah ibunya.

Maka bapak yang pengusaha ini, bagi saya adalah contoh nyata yang memadukan dua hal. Yaitu sekolah yang baik (baca berkualitas), sekaligus menanamkan mental tidak manja pada anaknya.

Merencanakan Masa Depan

[caption caption="illustrasi- dokpri"]

[/caption]

Sang Maha Pencipta sangatlah demokratis, memberi otoritas kepada manusia untuk diri manusia itu sendiri. Namun berlaku ketetapan atas hukum alam yang pasti, sebuah akibat dihasilkan dari sebuah sebab atau proses. Kalau mendapati orang sukses, pasti ada sebabnya misalnya karena orang itu ulet dan pekerja keras. Kalau melihat anak pintar dan pengertian, ada sebab dibalik hasil yang tampak itu. Mungkin buah teladan kedua orang tua, atau bisa jadi kebiasaaan baik yang dilihat di lingkungan sekitar.

Tapi kalau kesuksesan diperoleh dengan jalan pintas/instan, biasanya cepat atau lambat hukum alam akan bekerja.

Manusia memang tidak bisa menentukan masa depan, namun bisa mengusahakan dari sekarang. Maka pada point ini, kata kunci yang peting adalah "Perencanaan". Pada umumnya perencanaan yang baik, hasilnya cenderung baik.

[caption caption="illustrasi- dokpri"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun