Mohon tunggu...
Agrindo Zandro
Agrindo Zandro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, Malang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Agama Membina Mahasiswa Anti Radikalisme

11 Oktober 2021   12:00 Diperbarui: 11 Oktober 2021   12:06 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Agama memiliki berbagai macam nilai pedagogis yang mampu menangkal aliran radikalisme. Dalam realita kita melihat bahwa begitu banyak perubahan yang kita alami dan itu biasa adanya. Perubahan itu begitu dahsyat dan luas serta terjadi di berbagai sektor kehidupan dan dengan demikian mempengaruhi karakter psikologis mausia dalam rangka penyesuaian diri terhadap tuntutan zaman. 

Agama sebagai salah satu aspek kehidupan pun turut mengalami perubahan. Namun, perubahan yang dilakukan oleh agama berbeda dengan aspek hidup lainnya. Perubahan agama cenderung ke arah bertahana atau agama menghidupkan kembali tradisi dengan gaya yang berbeda.

Agama memiliki suatu unsur lain yang mampu menusuk masuk dalam pola kehidupan modern ini, yakni spiritualitas. Spiritualitas dalam agama memiliki daya yang begitu kuat. Spiritualitas lahir atas dasar pengolahan yang terjadi secara personal. 

Refleksi yang dihasilkan dari unsur spiritualitas agamis yang tepat akan membantu proses filterisasi bagi masuknya paham religius yang keliru. [9]Nilai-nilai kehidupan yang baik mampu dianut oleh seseorang lewat spiritualitas agamis. Dan dengan demikian lewat cara sederhana seperti ini, agama mampu menangkal aliran radikalisme yang ada di sekitar kehidupan manusia. 

Penangkalan ini pada lain pihak dapat dilakukan dengan cara melakukan pendekatan secara refleksi teologis yang berwawasan dialogal; dan pendektan itu lahir dari suatu metode teologi.[10] Tom Jacobs menjelaskan bahwa teologi bukan ilmu lepas, melainkan perumusan pengalaman iman (Banawiratma 2001: 120). Dan dengan demikian pendekatan ini dapat dilakukan oleh siapapun kepada siapa pun juga sebab semua orang dari berbagai kalangan dapat mengerti hal itu.

Agama Membina Mahasiswa 

Agama sebagai instrumen yang membina pola hidup manusia yang dalam tulisan ini adalah kaum mahasiswa, perlu diidentikan dalam diri mahasiswa itu sendiri atau menyibak keagamaan sebagai identitas. 

Dalam perspektif Kristen, iddentitas keagamaan mulai menguat ketika ada pertemuan kekristenan dengan agama-agama lain.[11] Agama yang telah teridentifikasi dalam secara utuh dalam tiap pribadi mahasiswa, tentu mengendapkan spirit-spirit bawaan dari agama itu sendiri. Spirit yang dimaksud ialah hal-hal positif yang mampu membantu terbentuknya kehidupan yang harmonis dan dipelopori oleh mahasiswa sendiri. Pada akhirnya, dapat kita spekulasikan bahwa semua cara atau pendekatan dialektis hanya terarah pada terbentuknya sikap toleransi dalam diri para mahasiswa yang benar-benar mempribadi. 

 

Sikap saling toleransi yang dibentuk oleh agama pada perkembangan selanjutnya menjadi sikap yang saling membiarkan untuk bertumbuhnya keyakinan-keyakinan asing. Toleransi tentu dibina oleh agama itu sendiri yang tidak berdiri secara pasif dan menonton hiruk-pikuk kehidupan sosial, melainkan turut ambil bagian hingga sikap tersebut sampai pada tingkatan yang lebih bebas dan luas, yakni toleransi respek. Toleransi respek tidak bersifat vertikal tetapi horisontal sebab berhubungan dengan sikap seseorang terhadap yang lain dalam relasi sosial. Kendati keyakinan religius berbeda, sesame saling mengakui sebagai warga yang setara.[12] 

Agama yang berkiprah di ruang public serta mampu menerjemahkan potensialitasnya dalam ungkapan nalar publik dapat memperkokoh solidaritas dalam masyarakat plural kontemporer. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun