Pesan untuk dokter Indonesia: mari bersama-sama kita tingkatkan kompetensi supaya bisa benar-benar menjadi dokter-dokter terhebat di dunia. Ajak ngobrol pasien dalam waktu yang cukup, dengarkan keluhannya, KIE dengan efektif dan efisien. Tulis appa yang dilakukan, lakukan apa yang ditulis, tandatangani surat persetujuan bersama dengan pasien atau keluarganya. Tapi jangan lupa jaga kesehatan diri sendiri juga, biar waktu melayani pasien tidak terbuang karena sakit. To be a doctor is to teach. To cure sometimes, to relieve often, to comfort always.
Pesan untuk saudara-saudaraku yang sedang atau akan berobat: mari cintai dan percayai dokter Anda dengan sabar. Katakan: “Saya ingin mengetahui lebih lanjut tentang penyakit saya dan rencana terapi ke depan, dok”. Niscaya dokter akan dengan senang hati menjelaskan. Jangan marah kalau dokter Anda bertanya macam-macam. Sampai 80% penegakan diagnosis penyakit bisa didapat hanya dari anamnesis saja, di luar pemeriksaan fisik yang ditutul-tutul itu atau pemeriksaan penunjang. Patuhi saran dokter, tanya lagi sampai mengerti. Love your doctor, love your health.
Lain dari pada yang lain, opini saya ini akan ditutup dengan doa. Wuiiih... Seperti upacara tujuh belasan kan.
Pak dokter dan bu dokter Indonesia, bersama-sama dengan masyarakat, baik dari kalangan medis dan non-medis, nanti malam saat akan beranjak tidur (kecuali yang jaga malam di IGD) mari tundukan kepala, pejamkan mata, dan berdoa, serta bermimpi seperti ini:
1. Semoga dokter dan calon dokter Indonesia diberi ilmu yang berkualitas dan selalu update. Semoga biaya Fakultas Kedokteran bisa diturunkan bahkan gratis, FK tidak lagi dijadikan sapi perah oleh universitas. Biaya seminar dan pelatihan kedokteran bisa diturunkan sehingga terjangkau bagi dokter dari semua tingkat ekonomi. Residen tidak perlu bayar SPP, bahkan digaji karena sudah bekerja untuk RS. Demi meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kami. Demi kesembuhan pasien-pasien kami.
2. Semoga nominal anggaran kesehatan dari APBN dan APBD dapat dinaikkan, kepesertaan BPJSK bisa mendekati 100%, klaim INA-CBGs dapat dinaikkan tanpa menaikkan premi iuran. Sehingga dokter dapat memberikan terapi dengan lebih leluasa sesuai kebutuhan pasien, sehingga pasien mau berobat tanpa takut biaya yang besar. Demi kesembuhan pasien-pasien kami.
3. Semoga instrumen, alat diagnostik dan terapi medis yang masih perlu diimpor tidak lagi dikenakan pajak barang mewah agar biaya pelayanan kesehatan jauh lebih murah, sehingga pasien yang membutuhkannya dapat tertangani dengan semestinya. Demi kesembuhan pasien-pasien kami.
4. Semoga dokter internsip, PTT, dan dokter lainnya yang memilih maupun terpaksa bekerja di daerah 3T selalu diberikan keselamatan, kesehatan, dan kelancaran dalam bertugas di tengah segala keterbatasan, kesulitan, dan tantangan di daerah tersebut. Semoga Bantuan Biaya Hidup dan gaji mereka benar-benar cukup untuk bertahan hidup, syukur-syukur bisa ditabung untuk melanjutkan studi atau ikut seminar yang jutaan rupiah itu. Semoga dokter di sana tidak dijadikan kambing hitam dan bulan-bulanan penguasa yang semena-mena, serta dijauhkan dari intrik politik. Supaya dokter bisa fokus bekerja demi kesembuhan pasien-pasien kami.
5. Semoga dokter Indonesia dapat selalu menjaga integritas, kejujuran, dan ketulusan dalam melayani pasien. Selain itu, semoga dokter dapat berkomunikasi dengan baik dan menyampaikan ilmunya kepada pasien dan keluarganya. Bukan hanya demi kesembuhan pasien-pasien kami, tetapi agar pasien, keluarga, dan lingkungannya bisa mencegah dari terkena penyakit di masa yang akan datang.
6. Semoga dokter Indonesia dijauhkan dari pasien dan keluarga pasien yang tidak mau diajak bekerja sama, jahat, sok tahu, dan hobi bermain ‘dokter-dokteran’. Yang selalu bernafsu menuntut dokter secara hukum, mempermalukan, dan memiskinkan dokter yang sebenarnya tidak bersalah. Terlebih, semoga masyarakat dijauhkan dari tipu daya terapi alternatif dan obat-obatan herbal yang minim bukti ilmiah. Semoga pemerintah menertibkan dan ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.
7. Semoga pemerintah dan masyarakat benar-benar menyadari bahaya rokok, baik bagi diri sendiri maupun orang di sekitarnya. Semoga perokok aktif semakin berkurang, dan yang masih tersisa mau sadar diri untuk merokok di tempat pribadi, sehingga tidak meracuni orang lain. Semoga kemudian biaya penanganan penyakit-penyakit akibat rokok pada perokok aktif maupun pasif tidak membebani anggaran kesehatan yang sudah terbatas. Semoga masyarakan mau hidup sehat, berolahraga, makan minum yang sehat, rekreasi, istirahat yang cukup sehingga tidak sakit dan tidak perlu sering-sering berobat ke dokter.