Mohon tunggu...
Agnino MuhammadKevin
Agnino MuhammadKevin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Main Game, Basket

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Polietilen Tereftalat Menjadi Poliester sebagai Bahan Tekstil untuk Mengurangi Sampah Plastik

23 Mei 2023   11:39 Diperbarui: 23 Mei 2023   11:47 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TRANSFORMASI POLIETILEN TEREFTALAT MENJADI POLIESTER SEBAGAI BAHAN TEKSTIL UNTUK MENGURANGI SAMPAH PLASTIK 

Apakah kalian tahu kalau seluruh barang atau objek didunia ini tersusun dari polimer?  Polimer yakni molekul besar yang tersusun secara berulang dari molekul- molekul yang kecil lalu saling berkaitan. Polimer memiliki massa molekul relatif yang sangat besar yaitu dikisaran 500 hingga 10.000 kali dari berat molekul unit ulangnya. Polimer (Poli= banyak,; mer= bagian) adalah makromolekul yang tersusun dari susunan berulang suatu molekul dengan ikatan kovalen.  Umumnya polimer adalah senyawa organic yang diasarkan pada karbon, hidrogen, ddan unsur yang bukan logam (O, N, dan Si). Polimer memiliki rantai utama berupa rantai karbon (C). Jenis- jenis monomer yang saling berikatan membentuk suatu polimer terkadang akan sama atau bisa saja berbeda. Sifat- sifat polimerpun berbeda dari monomer- monomer penyusunnya.

Polimer merupakan suatu molekul yang panjang mengandung rantai- rantai atom yang dipadukan melalui ikatan kovalen yang terbentuk melalui proses polimerisasi yang mana molekul monomer tersbut akan beraksi secara bersamaan secara kimiawi untuk membentuk suatu rantai yang lurus atau linear dan jaringan tiga dimensi dari rantai polimer. Pendefinisian polimer sebagai suatu makromolekul yang disusun oleh pengulangan unit -- unit kimia yang kecil dan juga sederhana setara dengan monomer, yakni bahan pembuat polimer. Penggolongan polimer terbagi menjadi dua yaitu ada yang berasal aria lam yang biasa disebut polimer alam, dan juga ada yang berasal dari buatan manusia yakni polimer sintesis.

Polimer alam  yaitu senyawa yang dihasilkan dari adanya metabolisme dari suatu makhluk hidup. Sifat dari polimer alam ini jumlahnya sangatlah terbatas ddan kurang stabil, sangat mudah menyerap air, tidak stabil karena adanya pemanasan dan sulit untuk dibentuk, oleh karena itu penggunaan polimer alam sangat terbatas, contoh polimer alam diantaranya; amilum tang ada pada beras, jagung, kentang, pati, selulosa, dan sutra, lalu protein yang ada dalam daging dan karet yang didapatkan dari getah pohon karet, DNA, kitin yang ada padda kerangka luar pada serangga, benang wool, jarring laba- laba.

Polimer sintesis atau polimer buatan yakni polimer alam yang dimodifikasi, contohnya; rayon, serat sintesis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintesis merupakan polimer yang dibuat dari molekuk sederhana (monomer) contoh polimer sintesis; seperti polietilena, nilon, polistirena (PS), poli vinil klorida (PVC), karakteristik bahan- bahan tersebut umumnya beda dengan logam atau bahan keramik.

Sifat dan Karakteristik Polimer

Jenis polimer yang pertama kali dikenal adalah bakelit yakni hasil dari adanya reaksi kondensasi fenol dengan formaldehida. Bakelit merupakan suatu jenis produk- produk konsumsi yang dipakai kebanyakan orang, contoh lain bahwa penggunaan polimer banyak digunakan adalah nylon dan juga polyester yang dapat dibuat menjadi kantong plastik, pita karet, botol plastik, dan banyak lagi produk yang dapat dihasilkan dari polimer- polmer yang ada.

Apabila dilihat dari sifatnya saat dipanaskan polimer dapat dibagi menjadi polimer termoplastik (tidak tahan panas, seperti plastik) dan polimer thermoset (tahan panas, mirip dengan melamin)

Polimer termoplastik adalah apabila dipanaskan akan meleleh, sedangkan polimer thermoset bila dipanskan tidak akan meleleh, dan perbedaan lainnya adalah polimer termoplastik dapat didaur ulang dengan menggunakan panas dan tekanan sedangkan polimer thermoset tidak dapat didaur ulang.

Polimer termoplastik memiliki sifat khusus yang dapat diperhatikan, sifat khusus tersebut yakni pada polimer termoplastik diantaranya berat molekul yang kecil,  tidak tahan terhadap panas, bila dipanaskan akan melunak. Apabila didinginkan akan mengeras. Mudah untuk diregangkan, fleksibel. Memiliki titik leleh yang relatif rendah, dapat didaur ulang, atau dibentuk ulang. Mudah larut apabila ada pada pelarut yang sesuai, dan memiliki struktur molekul linear/ bercabang. Contoh polimer termoplastik diantaranya adalah:

a. Polietilen Tereftalat= Botol plastik, mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa, isolasi kawat dan kabel, kantong plastik, dan jas hujan.

b. Polivinil Klorida (PVC)= Pipa air, kulit sintetis, bungkus makanan, sol sepatu, saring tangan, dan botol detergen.

c. Polipropena (PP)= Karung, tali, botol minuman, serat, bak air, insulator, kursi plastik, alat- alat rumah sakit, komponen yang ada dalam mesin cuci, pembungkus textile.

d. Polistirena= Insulator, sol sepatu, penggaris, gantunan baju.

Polimer thermosetting memiliki sifat khusus yang dapat diperhatikan sifat khusus tersebut yakni pada polimer thermosetting diataranya keras dan juga kaku (tidak fleksibel). Apabila dipanaskan bentuknya akan tetap utuh kecuali ada saat dimana polimer thermosetting ini akan meleleh pada suhu yang sangat-sangat tinggi. Tidak dapat didaur ulang atau sukar dibentuk ulang, tidak dapat larut dalam pelarut apapun, tahan terhadap asam dan juga basa. Uniknya memiliki ikatan silang antar rantai molekul

Tabel 1. Perbedaan Polimer Termoplastik dan Termosetting

Polimer Termoplastik

Polimer Termosetting

Mudah diregangkan

Keras dan Rigid

Fleksibel

Tidak fleksibel

Mudah meleleh

Tidak mudah meleleh

Dapat didaur ulang

Tidak dapat dibentuk ulang

Polimer memiliki sifat mekanik yang dapat kita lihat yakni kekuatan (strength), elongation, modulus, dan ketangguhan (toughness)

a. Kekuatan (strength) adalah sifat dari polimer, ada beberapa macam kekuatan yang ada pada polimer, diantaranya; kekuatan Tarik atau tensile strength adalah tegangan yang dibutuhkan untukk mematahakan suatu sampel. Kekuatan Tarik pada polimer sangat penting, contohnya pada fiber harus memiliki kekiatan tarik yang baik. Kekuatan terhadap tekanan atau compressive strength, contoh yang dapat kita lihat adalah beton yang tahan terhadap tekanan yang diterima diatasnya. Flexural strength, yakni ketahanan pada bending atau flexing. Polimer memiliki sifat mekanik flexural strength bila polimer tersebut kuat saat dibengkokkan.  Dan yang terakhir adalah impact strength, impact strength yaitu ketahanan terhadap tegangan yang datang secara tiba- tiba, ciri apabila suatu polimer memiliki sifat mekanis impact strength yaitu apabila suatu polimer dipukul dengan keras maka bahan tersebut pun akan ikut mengeras.

b. Regangan (elongation) adalah suatu jenis deformasi yang apabila suatu material diberikan gaya akan mengalami perubahan ukuran. % Elongasi adalah panjang suatu polimer apabila diberikan gaya sebesar (Lo) lalu dikali dengan 100

c. Modulus, yaitu diukur dengan cara menghitung tegangan yang dibagi dengan elongasi. Satuan untuk modulus sama dengan satuan kekuatan (N/ cm2

d. Kerangguhan (toughness) adalah pengukuran sebenarnya dari energi yang dapat diserap oleh suatu material sebelum material tersebut patah

Sifat khas yang dimiliki oleh polimer dapat berubah bergantung dengan perubahan temperature yang terjadi. Bila adanya perubahan temperature maka pergerakan molekul karena temperature akan mengubah struktur. Lalu karena adanya panas, air dan oksigen akan memancing reaksi kimia pada molekul, akan menyebabkan depolimerisasi, oksidasi, hidrolisa pada kondisi temperature yang tinggi. Sifat termal pada polimer terdapat beberapa macam, diantaranya; koefisien pemuaian termal, panas jenis, koefisien hantaran termal, dan titik tahan panas dimana apabila temperature bahan polimer naik maka pergerakan molekul menjadi aktif ke titik transisi, hal ini dapat menyebabkan modulus elastisnya rendah,dengan tegangan patahnya yang lebih kecil dan perpanjagannya lebih besar.

Klasifikasi Polimer

Pengklasifikasian polimer ada beberapa macam, diantaranya; bedasarkan sumbernya yaitu polimer alam dan juga polimer sintesis, lalu ada yang berdasarkan strukturnya ada yang berbentuk linear, poimer bercabang, dan polimer ikatan silang

Selanjutnya pengklasifikasian polimer berdasarkan gaya intermolekuler, dan berdasarkan jenis monomernya, monomer pada polimer dibagi menjaddi; homopolymer dan kopolimer, homopolymer terbentu dari monomer yang sejenis, sedangkan kopolimer terbentuk dari lebih dari satu jenis monomer. Kopolimer dibagi menjadi beberapa jenis yakni kopolimer acak, yaitu kopolimer yang memiliki beberapa satuan ualang yang tersusun secara acak pada rantai polimernya: ...-A-B-A-A-B-A-A.-..., kemudian kopolimer bergantian, kopolimer ini memiliki beberapa kesatuan ulang yang berselang- seling pada rantai polimer: ...-A-B-A-B-A-B-A-B..., kopolimer blok, yaitu kopolimer yang memiliki kesatuan berukang yang selang- seling dengan kesatuan ulang lainnya: ...-A-A-A-A-B-B-B-B-A-A-A-A-...

Jenis- jenis Polimer

Jenis polimer sintesis yang biasa ditemukan diantaranya; Akrilonitril butadiena stirena (ABS)Polietilen ikatan silang (PEX, XLPE)Etilen vinil asetat (EVA)Poli (metil metakrilat) (PMMA)Poli(etil metakrilat) (PEMA)Asam poliakrilat (PAA)Poliamida (PA)Polibutilena (PB)Polibutilena tereftalat (PBT)Polikarbonat (PC)Polyetheretherketone (MENGINTIP)Poliester (PE)Polietilena (PE)Polietilen tereftalat (PET, PETE)Polimida (PI)Asam polilaktat (PLA)Polioksimetilena (POM)Polifenil eter (PPE)Poli(p-fenilena oksida) (PPO)Polipropilena (PP)Polystyrene (PS)Polisulfon (PES)Polytetrafluoroethylene (PTFE)Poliuretan (PU)Polivinil klorida (PVC)Polivinilidena klorida (PVDC)Styrene maleic anhydride (SMA)Styrene-acrylonitrile (SAN)Tritan Kopoliester, jenis polimer tersebut biasa dipakai untuk industry plastik dan juga barang lainnya

Dengan melimpahnya jenis polimer sebanding dengan besarnya produksi polimer tersbut seperti dijadikan botol plastik, konstruksi, geosintetik, dan lain sebagainya, berbanding lurus pula dengan limbah yang akan dihasilkan, yang membuat adanyapolusi plastik, pencemaran organic persisten, maka dari itu polimer dengan bahan sintesis menjadi perhatian yang serius. Yang bila dilihat dari sifat dan karakteristik dari polimer sintesis ini dapat di daur ulang. Contoh yang dapat diambil adalah limbah pastik PET yang dapat dijadikan bahan textile seperti dakron dan bahan textile lainnya.

Teknik Pembuatan Polimer

Reaksi yang ada pada polimerisasi umumnya adalah reaksi eksoterm atau reaksi yang melepaskan panas, dan bila dalam reaksinya tidak di control dengan baik maka akan menyebabkan ledakan, dalam teknik pembuatan polimerisaasi ini ada empat cara membuat suatu polimer yakni dengan; bulk polymerization (polimerisasi massa), solution polymerization (polimerisasi larutan), suspension polymerization (polimerisasi suspensi), dan emulsion polimerization (polimerisasi emulsi), empat teknik tersebutlah yang berperan besar dalam pembuatan suatu polimer.

a. Polimerisasi massa, adalah teknik sederhana dan menghasilkan polimer dengan tingkat kemurnian yang tinggi, dengan memakai monomer awal yang larut dalam pelarut an terkadang reagen pengubah rantai untuk mengontrol berat molekul dari polimer. Kelebihan dalam memakai teknik polimerisasi massa adalah persentase hasil yang tinggi, untuk mengambil polimer kembali dalam larutan pun reatif mudah. Ada kemungkinan campuran polimerisasi yang dipilih sebagai produk akhir. Beberapa masalah dalam polimerisasi massa termasuk kesulitan dalam menghilangkan panas yang dihasilkan selama proses tersebut. Polimerisasi radikal bebas sangat eksotermik dan dapat mencapai suhu 400 oC, sedangkan konduktivitas panas dari monomer organik dan polimer pada umumnya rendah. Kenaikan suhu akan meningkatkan kecepatan polimerisasi yang akan menghasilkan panas tambahan yang perlu dihilangkan. Penghilangan panas menjadi sulit ketika mendekati akhir polimerisasi karena viskositas yang tinggi. Viskositas yang tinggi membuat adukan sulit dan menghalangi difusi radikal rantai panjang yang diperlukan untuk mengakhiri reaksi. Konsentrasi radikal akan meningkat dan sebagai akibatnya kecepatan polimerisasi juga akan meningkat. Difusi dari molekul monomer kecil ke sisi propagasi menjadi lebih tidak terhambat, sehingga kecepatan terminasi akan menurun dengan cepat dibandingkan dengan kecepatan propagasi, dan secara keseluruhan kecepatan polimerisasi meningkat yang diiringi dengan penambahan panas. Proses auto akselerasi ini dikenal sebagai efek Norrish-Smith, Trommsdorff, atau efek jel. Dalam praktiknya, penghilangan panas selama polimerisasi massa dapat ditingkatkan dengan menyediakan saluran untuk memindahkan panas yang dihasilkan atau dengan melakukan polimerisasi massa dalam tahapan terpisah dari konversi rendah sampai sedang. Polimerisasi massa dapat digunakan untuk beberapa jenis polimerisasi radikal bebas dan polimer pertumbuhan bertahap (kondensasi). Contoh polimer yang dibuat melalui teknik polimerisasi massa adalah polistiren dan poli(metil metakrilat).

b. Polimerisasi larutan, Untuk memudahkan penghilangan panas selama proses polimerisasi, dapat dilakukan dengan menggunakan pelarut organik atau air. Namun, perlu diperhatikan biaya produksi agar tidak terlalu mahal. Selain itu, pelarut yang dipilih harus memiliki kemampuan sebagai penghantar panas yang baik. Dalam memilih pelarut, harus mempertimbangkan beberapa persyaratan seperti kelarutan reagen awal dan monomer, serta karakteristik pelarut seperti pengubah rantai, titik leleh, dan titik didih yang sesuai dengan kondisi polimerisasi. Pemilihan pelarut juga dipengaruhi oleh faktor seperti titik bakar, harga, dan sifat racun. Contoh pelarut organik yang cocok adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik seperti ester, eter, dan alkohol. Reaktor yang digunakan biasanya terbuat dari stainless steel atau kaca. Namun, kendala dari polimerisasi larutan ini adalah hasil yang rendah dan memerlukan tahapan terpisah dalam pengambilan kembali larutan. Beberapa polimerisasi radikal bebas dan ionik dilakukan dalam larutan, seperti poli(asam akrilat), poliakrilamida, poli(vinil alkohol), dan poli(N-vinilpirolidinon). Sedangkan polimer yang dapat dibuat dalam pelarut organik adalah poli(metil metakrilat), polistiren, polibutadien, poli(vinil klorida), dan poli(vinilidin fluorida).

c. Polimerisasi suspensi, Dalam proses polimerisasi suspensi, bahan awal dan monomer yang digunakan tidak dapat larut dalam air. Oleh karena itu, reaktor dilengkapi dengan pengaduk untuk memastikan bahwa bahan-bahan tersebut tercampur dengan baik. Terkadang, dalam polimerisasi radikal bebas, reagen pengubah rantai ditambahkan untuk mengontrol berat molekul. Monomer akan membentuk tetesan yang terdiri dari bahan awal dan reagen pengubah rantai dengan diameter 50 - 200 m, dan bertindak sebagai reaktor mini. Pelekatannya dicegah dengan menambahkan koloid pelindung, seperti poli(vinil alkohol), dan dengan pengadukan yang terus menerus. Setelah polimerisasi selesai, partikel akan mengeras dan dapat dipisahkan melalui penyaringan dan dicuci. Meskipun biaya pelarut dan proses pemisahan lebih murah dibandingkan dengan polimerisasi larutan, kemurnian polimer dalam polimerisasi suspensi lebih rendah karena adanya reagen tambahan yang sulit dipisahkan dengan sempurna. Selain itu, biaya reaktor juga lebih mahal. Beberapa polimer yang dapat dibuat dengan teknik polimerisasi suspensi adalah resin penukar ion stiren, poli(stiren-co-akrilonitril), dan poli(vinilidin khlorida-co-vinil khlorida).

d. Polimerisasi emulsi, teknik lain yang menggunakan air sebagai reagen penyalur panas adalah melalui polimerisasi emulsi. Selain air dan monomer, reagen pemula larut dalam air, reagen pengubah rantai, dan surfaktan juga digunakan. Molekul monomer yang tidak dapat larut dalam air membentuk tetesan yang besar dan stabil karena molekul surfaktan. Ukuran tetesan monomer bergantung pada temperatur polimerisasi dan kecepatan pengadukan. Pada konsentrasi surfaktan tertentu, molekul surfaktan membentuk "misel". Misel dapat berbentuk bulat atau oval tergantung pada jenis surfaktan dan memiliki panjang sekitar 50 dan terdiri dari 50-100 molekul surfaktan. Perbedaan utama antara polimerisasi suspensi dan polimerisasi emulsi adalah bahwa dalam polimerisasi emulsi, reagen pemula harus larut dalam air. Contoh reagen pemula yang larut dalam air adalah K2SO4. Selama proses polimerisasi emulsi, molekul monomer yang larut dalam air dapat berpindah dari tetesan monomer melalui air ke pusat misel. Polimerisasi dimulai ketika reagen radikal pemula memasuki misel yang terdiri dari monomer. Karena konsentrasi misel sangat tinggi, yaitu 1018 per mL, dibandingkan dengan tetesan monomer (1010 sampai 1011 per mL), maka secara statistik reagen pemula lebih mungkin memasuki misel dibandingkan tetesan monomer. Selama proses polimerisasi, molekul monomer berubah dari tetesan menjadi misel yang berkembang. Ketika 50% - 80% monomer telah berubah, tetesan monomer menghilang dan misel yang membesar berubah menjadi partikel polimer yang relatif besar dengan diameter sekitar 0,05 sampai 0,2 m.

Pengembangan material Polimer

Dengan adanya ilmu mengenai polimer memberikan dampam besar terhadap kehidupan manusia, membantu banyak makhluk hidup dan kepada lingkungan, hal ini dapat dilihat dengan contoh pada daur ulang plastik PET menjadi Poliester, untuk digunakan menjadi bahan textile. Poimer yang berbahan polimer sintesis dapat didaur ulang karena sifatnya yang tidak tahan panas, maka ddari itu sampah plastik yang sudah menjadi kegelisahan masyarakat mengenai banyaknya limbah PET yang begitu banyak dapat di minimalkan.

Poliester ialah bahan tekstil sintetik yang telah merevolusikan industri fashion dan tekstil. Polyester adalah bahan yang serbaguna dan bahan yang digunakan secara meluas dalam pakaian, kelengkapan rumah, dan aplikasi perindustrian. Poliester berasal dari Polyethylene Terephthalate (PET), polimer yang biasa digunakan dalam pengeluaran botol plastik. Dalam artikel ini akan dibahas sifat fisika dan kimia Polyethylene Terephthalate dan Poliester, proses menukar PET menjadi bahan tekstil poliester, dan baik-buruknya penggunaan tekstil poliester.

Pernahkah kalian bertanya bagaimana pakaian nyaman yang Anda kenakan dibuat? Dalam artikel ini akan memberi tahu kalian tentang salah satu bahan paling populer yang digunakan dalam industri tekstil - poliester. Dan coba tebak? Semuanya dimulai dengan polietilen tereftalat (PET).

Polyethylene Terephthalate (PET) adalah polimer termoplastik yang dibuat menggunakan etilena glikol dan asam tereftalat. PET mempunyai struktur molekul yang terdiri dari rantai panjang unit berulang hal ini memberikan sifat unik pada PET. Polyethylene Terephthalate (PET) memiliki rumus struktur C10H8O4  

PET memiliki sifat fisika dan juga sifat kimia, diantaranya yakni berwujud padatan amorf (transaparan) ada yang sebagai bahan semi-kristal yang putih dan tidak transparan, sifat tersebut dapat berbeda-beda tergantung dari proses dan Riwayat thermal yang dilalui. PET terkenal dengan ketahanannya, ketahanan terhadap suhu panas dan lembab, kedap gas dan air, dan jernih. Berat molekul PET ada pada nilai 30.000 gram/ mol hingga 80.000 gram/ mol. Kekuatan tarikan (Modulus Young) ada pada nilai 1.300 MPa. Kekuatan benturan ada pada nilai 90 joule/ meter. Densitas PET 1,41 gram/ cm3, suhu transisi kaca ada pada nilai 69 C hingga 115 C, kekuatan putus ada pada nilai 50 MPa, panas penguapan PET dikisaran 166 joule/ gram, dengan titik leleh 260 C, elongation at breaknya PET sebesar 230%. Panas kristalisasi sebesar -27,03 joule/ gram, dan suhu kristalisasi sebesar 130,54 C, panas dekristalisasi ada padda nilai 38,19 joule/ gram.

PET banyak diproduksi di industri kimia dan digunakan sebagai serat sintesis, botol minuman, wadah makan dan PET merupakan bahan mentah yang penting dalam pembuatan bahan textile. Monomer PET diproduksi dari proses esterifikasi asam tereftalat dengan etilen glikol, dan akan ada produk samping berupa air (H2O). Monomer PET ini selain dapat dihasilkan melalui esterifikasi dapat juga melalui tahap transesterifikasi etilen glikol dengan dimetil tereftalat, dan akan menghasilkan produk samping berupa methanol. Dengan adanya tahap esterifikasi dan transesterifikasi dengan produk samping berupa etilen glikol yang menghasilkan polimer PET dimana etilen glikol ini dapat didaur ulang.

 

Dalam pembentukan PET yakni dengan reaksi bertahap polikondensasi dari asam terephthalate (TPA) dan etilen glikol (EG), dan dalam melakukan sintesis PET memiliki dua reaksi yang berbeda pada awalnya. Dimana pada reaksi pertama adalah reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi ini adalah TPA akan direaksi kan dengan EG yang akan membentuk bis (hydroxyethyl) terephthalate (BHET), BHET disini sebagai prapolimer, lalu ada dengan adanya reaksi transesterifikasi untuk produksi PET dengan dilakukannya pemurnian tehadap DMT menjadi TPA.

Adanya Polyethylene terephthalate, atau singkatnya PET, adalah jenis plastik yang biasa digunakan dalam kemasan makanan dan minuman. Tapi tahukah kalian bahwa PET juga bisa diubah menjadi poliester? Ya, Anda membacanya dengan benar! PET dapat diubah menjadi poliester melalui proses yang disebut polimerisasi.  Selama polimerisasi, PET dicampur dengan bahan kimia lain untuk membuat kopolimer. Kopolimer ini kemudian dipanaskan dan diregangkan untuk membentuk serat yang panjang dan tipis. Serat inilah yang membentuk poliester.  Berikut struktur polyester:

Poliester

Poliester merupakan salahsatu kategori polimer yang gugus fungsionalnya adalah ester pada rantai utamanya. Poliester adalah sebuah bahan yang spesifik merujuk ke polietilena tereftalat (PET). Poliester adalah zat kimia yang alami, contohnya yakni ada pada kutin dari kulit ari tumbuhan, Adapun zat kimia sintesis contohnya polikarbonat dan polibutirat(Hafshah & Kartin, 2021)

  

Sifat Poliester

Poliester memiliki sifat fisika yaitu diantaranya ada kekuatan Tarik yang dimiliki polyester sebesar 4,5 gram/denier hingga 7,5 gram/ denier dan mulur  sebesar 7,5% hingga 25% tergantung oleh jenisnya. Kekuatan mulur pada polyester dalam keadaan basah sama saja dengan kekuatan mulur polyester pada keadaan kering. Polyester memiliki tingkat elastisitas yang baik sehingga kain yang terbuat dari bahan polyester tidak gampang kusut. Pada kondisi standar (27 C dan RH 65%) moisture regain poliester ada pada nilai 0,4% dan dalam RH 100% moisture regainnya sebesar menjadi 0,6% hingga 0,8%. Berat jenis pada poliester sebesar 1,38 gram/ cm3. Poliester akan meleleh di udara pada suhu 250 C dan uniknya pada bahan polyester ini pada saat terkena suhu tinggi sekali tidak akan membuat bahan menjadi kuning. Kekuatan polyester akan berkurang pada saat diberikan penyinaran yang lama tetapi ketahan polyester terhadap sinar masih cukup baik dibandingkan dengan serat yang lainnya. Apabila poliester diberikan perlakuan perendaman selama 70 menit maka polyester akan mengkeret sebesar 10% hingga 14%. Saat diberikan perlakuan berbeda yakni dengan menaruh poliester dalam air mendidih, poliester akan mengkeret sampai 7% atau lebih. Poliester memiliki modulus yang cukup tinggi hal ini menyebabkan apabila polyester mendapatkan tegangan kecil di dalam penggulungan tidak akan mulur. Pada saat pembebanan 0,9 gram/denier poliester hanya mulur 1% dan pada saat pembebanan 1,75 gram/denier poliester hanya mulur 2%. Poliester bisa dibakar tapi tidak akan meneruskan pembakaran. Namun, apabila dicampur dengan serat lain yang membantu pembakaran, kain campuran tersebut akan terbakar.

Sifat biologis yakni tahan terhadap serangga, tahan terhadap jamur, dan juga tahan terdahap bakteri.

Sifat kimia pada polyester diantaranya tahan terhadap asam lemah, tahan tehadap alkali lemah, dan umumnya tahan terhadap larutan organik, sabun, alcohol, keton, dan zat-zat oksidator serta kurang tahan terhaddap alkali kuat. Poliester larut dalam meta-kresol yang panas, dan juga dapat larut dalam asam trifluorasetat-orto-klorofenol.

Ciri- ciri dan karakteristik yang dimiliki polyester diantaranya adalah:

1. Tahan lama, bahan polyester lebih awet dibandingkan dengan jenis bahan yang lain, sehingga memengaruhi masa pemakaiannya yang lebih lama

2. Hidrofobik, bahan polyester dapat cepat kering walau terkena hujan pakaian dengan bahan dasar polyester dapat dikeringkan dengan cepat, bahan polyester ini sangat cocok untuk pakaian yang khusus kegiatan outdoor.

3. Dapat menahan panas tubuh dan elastis, polyester memiliki serat yang kuat, yang dapat menahan panas tubuh, bahan ini sering digunakan pada saat musim dingin, dan juga biasa digunakan untuk olahraga karena bahannya yang elastis yang membuat gerakan pada saat aktivitas olahraga menjadi nyaman.

Poliester adalah bahan serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai produk, termasuk pakaian, tempat tidur, dan kain pelapis. Ia dikenal karena daya tahannya, tahan kerut, dan kemampuannya untuk mempertahankan bentuknya. Selain itu, perawatannya mudah serta dapat dicuci dan dikeringkan tanpa instruksi khusus.  Tekstil yang terbuat dari poliester menjadi semakin populer selama bertahun-tahun karena keterjangkauan dan ketersediaannya. Ini juga merupakan pilihan yang berkelanjutan karena dapat didaur ulang dan digunakan kembali.  Jadi, lain kali Anda mengenakan kemeja poliester favorit Anda atau meringkuk di selimut poliester, ingatlah bahwa semuanya dimulai dengan PET

Jenis bahan polyester yang dapat ditemukan diantaranya adalah bahan woven, bahan ini memiliki permukaan yang kasar, tapi saat di raba akan terasa halus, bahan woven ini tebuat dari rajutan polyester. Lalu ada bahan PE yaitu bahan yang 100% menggunakan polyester tanpa dicamour dengan material lainnya, umumnya bahan ini digunakan untuk pakaian yang diproduksi secara massal karena biaya yang dipakai pun relatif lebih murah dan terjangkau dibandigkan kain katun. Lalu ada bahan lacoste cvc pique bahan ini biasa dijadikan sebagai baju berkerah dengan ciri khas adanya lubang berpori- pori yang berukuran sama.

Tautann Silang

Poliester tak jenih merupakan jenis polimer thermoset. Pada umumnya lopolimer dinuat dengan mempolimerisasikan satu atau lebih diol dengan asam dikarboksilat jenuh dan tak jenuh (asam maleat, asam fumarate, dll) atau anhidridanya. Ikatan rangkap yang ada pada polyester tak jenuh bereaksi dengan monomer vinil, stirena, yang akan menghasilkan ikatan silang 3-D struktur tersebut biasanya akan bertindak sebagai termosetnya.

Pengolahan Poliester

Pengolahan polyester dengan cara polimer harus dalam fase leleh, produk yang dihasilkan akan menjadi dua bidang aplikasi yang berbeda yaitu textile dan juga pengepakan. Penerapan polyester untuk tekstil yaitu  sebagai serat stapel (PSF), Filamen POY, FDY, dan DTY, Benang teknis dan kawat ban, spunbond, dan mono- filamen. Dalam penerapannya polimer sebagai pengepakan yakni sebagai botol air, bir, jus, detergen. Selain itu dapat digunakan sebagai A-PET film, thermoforming, BO-PET, dan pembalutan. Polyester Staple Fiber (Serat Stapel Poliester); POY = Partially Oriented Yarn (Benang Berorientasi Parsial); DTY = Draw Textured Yarn (Benang Tekstur); FDY = Fully Drawn Yarn; CSD = Carbonated Soft Drink (minuman ringan yang diisi dengan gas karbon); A-PET = Amorphous Polyester Film (saput poliester tak berbentuk); BO-PET = Biaxial Oriented Polyester Film (saput poliester berorientasi dwisumbu).

Sumber:

Ahmadi, B. dan Arnata, I Wayan. (2015). TEKNOLOGI POLIMER. Bali. Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Udayana

Hashfah, M., dkk. (2021). DEGRADASI POLIETILEN TEREFTALAT DENGAN RADIASI SINAR MATAHARI DAN METANOLISIS. Jawa Tengah. Jurusan Kimia Fakultas MIPA. Universitas Jendral Soedirman.

Sjafrina, Hanna, dkk. (2019). PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SELULOSA JERAMI PADI DAN LIMBAH BOTOL PLASTIK POLIETILEN TEREFTALAT (PET) TERHADAP KARAKTERISTIK BIODEGRADABLE PLASTIC. Sumatera Utara. Program Studi Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam. Universitas Tanjung.

Utomo, Luthfi Wahyu., dkk. (2023). Semarang. PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK DAUR ULANG DARI ULANG DARI POLIETILEN TEREFTALAT (PET) SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM PEMBUATAN NANOKOMPOSIT, SEMEN MORTAR, DAN ASPAL.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun