Ada beberapa mekanisme utama di mana APBN dapat digunakan sebagai alat penyerap guncangan ekonomi:
- Stimulus Fiskal
Ketika perekonomian melemah, pemerintah dapat mengeluarkan stimulus fiskal, seperti meningkatkan belanja negara di sektor-sektor strategis atau memberikan insentif pajak. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan permintaan agregat, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan mendorong konsumsi serta investasi.
- Penguatan Jaring Pengaman Sosial
Salah satu peran penting APBN adalah memperkuat jaring pengaman sosial, seperti bantuan sosial, subsidi, dan program-program lainnya yang ditujukan untuk melindungi masyarakat yang paling rentan. Di saat krisis, kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan pekerja sektor informal seringkali menjadi yang paling terdampak. Oleh karena itu, kebijakan fiskal yang pro-poor menjadi kunci dalam menjaga kesejahteraan masyarakat.
- Subsidi dan Pengendalian Harga
Dalam kondisi krisis, terutama ketika harga komoditas naik drastis, pemerintah sering kali menggunakan APBN untuk memberikan subsidi atau mengendalikan harga barang-barang pokok. Hal ini penting untuk memastikan daya beli masyarakat tidak tergerus, sehingga stabilitas ekonomi dan sosial tetap terjaga.
- Penyelamatan Sektor Keuangan
Saat sektor keuangan, seperti perbankan, mengalami tekanan, pemerintah dapat menggunakan APBN untuk memberikan bantuan likuiditas atau menasionalisasi lembaga keuangan yang mengalami krisis. Kebijakan ini bertujuan mencegah keruntuhan sektor keuangan yang bisa berujung pada krisis yang lebih besar.
Tantangan dalam Mengelola APBN sebagai Shock Absorber
Meskipun APBN memiliki peran vital dalam menjaga stabilitas ekonomi, pelaksanaannya tidak bebas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan ruang fiskal, terutama ketika pendapatan negara tidak mencukupi untuk membiayai kebutuhan pengeluaran. Defisit anggaran yang tinggi bisa menimbulkan masalah lain, seperti peningkatan utang publik.
Selain itu, efektivitas APBN sebagai Shock Absorber sangat tergantung pada kecepatan respons dan ketepatan sasaran dari kebijakan yang diambil. Jika kebijakan stimulus atau bantuan tidak tepat waktu atau tidak ditargetkan dengan baik, dampaknya terhadap perekonomian bisa minimal, atau bahkan menambah beban fiskal di masa depan, diantaranya:
a. Keterbatasan Sumber Daya
Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan sumber daya fiskal. Pemerintah harus mempertimbangkan kapasitas fiskal yang ada sebelum menerapkan kebijakan fiskal ekspansif, Jika penerimaan negara dari pajak dan sumber lain terbatas, sementara belanja negara terus meningkat, maka risiko defisit anggaran yang besar dan utang yang tidak terkendali akan menjadi ancaman bagi stabilitas ekonomi jangka Panjang.