Mohon tunggu...
Agnes Margareth Tamba
Agnes Margareth Tamba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Financial Management Student at Indonesian Methodist University| Intern MBKM at PT Segara Artha Investama 2024 | Laboratory Assistant/ Lecturer Assistant 2023 | Tax Volunteer 2023| Brand Ambassador ELC 2022

An enthusiastic learner with 3 years of experience in Financial Field. Currently conducting undergraduate education as Business Student at University Methodist Indonesia. Have skilled in negotiation, logical thinking, solution, communication and good analytic. I was also interest in market trend and economic development. Within the past three years, i'm concered about learning financial in some organization and committe. I'm new getting experience for making creative content and knowing buyer behaviour through my experience as Finance & Accounting. In the last two places teach me how communicate well to many people at different ages also observe system that build in goverment agency.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran APBN sebagai Shock Absorber: Melindungi Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global

20 Oktober 2024   01:09 Diperbarui: 20 Oktober 2024   01:27 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://x.com/gunturiksuryadi/status/1841053284548952402 
https://x.com/gunturiksuryadi/status/1841053284548952402 

Ada beberapa mekanisme utama di mana APBN dapat digunakan sebagai alat penyerap guncangan ekonomi:

  • Stimulus Fiskal

Ketika perekonomian melemah, pemerintah dapat mengeluarkan stimulus fiskal, seperti meningkatkan belanja negara di sektor-sektor strategis atau memberikan insentif pajak. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan permintaan agregat, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan mendorong konsumsi serta investasi.

  • Penguatan Jaring Pengaman Sosial

Salah satu peran penting APBN adalah memperkuat jaring pengaman sosial, seperti bantuan sosial, subsidi, dan program-program lainnya yang ditujukan untuk melindungi masyarakat yang paling rentan. Di saat krisis, kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan pekerja sektor informal seringkali menjadi yang paling terdampak. Oleh karena itu, kebijakan fiskal yang pro-poor menjadi kunci dalam menjaga kesejahteraan masyarakat.

  • Subsidi dan Pengendalian Harga

Dalam kondisi krisis, terutama ketika harga komoditas naik drastis, pemerintah sering kali menggunakan APBN untuk memberikan subsidi atau mengendalikan harga barang-barang pokok. Hal ini penting untuk memastikan daya beli masyarakat tidak tergerus, sehingga stabilitas ekonomi dan sosial tetap terjaga.

  • Penyelamatan Sektor Keuangan

Saat sektor keuangan, seperti perbankan, mengalami tekanan, pemerintah dapat menggunakan APBN untuk memberikan bantuan likuiditas atau menasionalisasi lembaga keuangan yang mengalami krisis. Kebijakan ini bertujuan mencegah keruntuhan sektor keuangan yang bisa berujung pada krisis yang lebih besar.

Tantangan dalam Mengelola APBN sebagai Shock Absorber

DPR_RI
DPR_RI

Meskipun APBN memiliki peran vital dalam menjaga stabilitas ekonomi, pelaksanaannya tidak bebas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan ruang fiskal, terutama ketika pendapatan negara tidak mencukupi untuk membiayai kebutuhan pengeluaran. Defisit anggaran yang tinggi bisa menimbulkan masalah lain, seperti peningkatan utang publik.

Selain itu, efektivitas APBN sebagai Shock Absorber sangat tergantung pada kecepatan respons dan ketepatan sasaran dari kebijakan yang diambil. Jika kebijakan stimulus atau bantuan tidak tepat waktu atau tidak ditargetkan dengan baik, dampaknya terhadap perekonomian bisa minimal, atau bahkan menambah beban fiskal di masa depan, diantaranya:

a. Keterbatasan Sumber Daya

Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan sumber daya fiskal. Pemerintah harus mempertimbangkan kapasitas fiskal yang ada sebelum menerapkan kebijakan fiskal ekspansif, Jika penerimaan negara dari pajak dan sumber lain terbatas, sementara belanja negara terus meningkat, maka risiko defisit anggaran yang besar dan utang yang tidak terkendali akan menjadi ancaman bagi stabilitas ekonomi jangka Panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun