Setelah seminggu kemudian kami pun menjadi pasangan kekasih. Saya salut padanya karena ketika saya bilang padanya kalau pacaran dengan saya jangan pernah merokok. Ia mampu menuruti walau saya tau terkadang diam-diam dia merokok. Kami tidak hanya membicarakan tentang hubungan kami tapi saling memberikan saran-saran tentang hal hal yang bisa ia lakukan untuk membantu orang tuanya. Saya bangga padanya karena ia tidak hanya menunggu gaji yang ia terima setiap bulannya. Ia juga bekerja diluar itu.
Ia pernah berbisnis stiker motor yang akhirnya membuatnya bangkrut karena uang hasil penjualannya dibawa kabur dan berusaha bangkit dengan menjual kaos-kaos yang unik-unik. Tapi hal yang paling ia banggakan kepada saya adalah tentang impian membuat kolam ikan di depan asramanya yang ia akan bongkar untuk dia jadirkan ternak ikan gurame dan sejenisnya. Kebetulan saya juga menyukai ikan dan akhirnya kami bena-benar saling merencanakan kolam itu. setiap hari ia memberikan kabar bagaimana perkembangan kolam dan ikan-ikan yang dikembang biakan.
Saya gembira sekali saat itu, karena darinya saya jadi tau bagaimana berternak ikan itu adalah sebuah pekerjaan menyenangkan. Otak bisnisnya berjalan baik dan ia yakin kelak 6 bulan lagi ikan ini akan ia panen dan ia jual hasilnya untuk membantu orang tuanya. Satu-satunya kecemasan yang ia miliki adalah tentang masa tugas ayahnya yang akan pensiun menjadi PNS dan ia memiliki tanggung jawab untuk membantu sebagai tulang pundak keluarga.
Mengenalnya secara pribadi membuat saya terinspirasi membuat sebuah cerita dan saya katakan padanya kelak saya akan membuat kisah dengan nama dia. Tapi satu pertanyaan yang saya katakan padanya adalah..
“ kamu keberatan kalau nanti dikisah itu kamu gak ada?”
“kenapa?”
“ karena di setiap cerita saya.. orang yang saya tulis akan meninggal…karena pasti jadi sad story..”
“kenapa begitu..”
“itulah ciri khas cerita saya..”
“itu semua dunia yang kamu ciptakan saya pasti menerimanya.. dan semoga kelak cerita itu sukses ya.. dan jangan lupa traktir makan saya..”
“ kok kamu pasrah gitu..”