“Pakai jaket ini.” Ia melepaskan jaketnya dan memberikannya padaku.
“Terimakasih.” Tanganku gemetar menerima jaket darinya.
Tidak lama pelayan itu datang dengan membawa dua gelas kopi bertatakan nampan menghampiri kami, kemudian menyodorkan dua gelas kopi tersebut. Raka menerimanya lalu ditaruhnya dua gelas kopi itu diatas tikar.
“Mari dinikmati kopinya, supaya badanmu akan lebih hangat mon.” Raka menyilakan aku meminum kopi yang sudah tersedia, ia mendekatkan segelas kopi dengan piring kecilnya padaku.
Namun aku diam tidak segera meraihnya kecuali hanya tersenyum membalasnya.
"Ayo diminum, tenang ini tidak ku beri sianida kok." Ia berusaha bergurau, "jadi jangan takut."
"Hehehe, iya bisa saja kamu." Aku mulai menikmati sedikit candaannya.
Cafe lesehan ini nampak makin ramai. Terlihat banyak sekali orang yang berdatangan. Kebanyakan mereka yang datang ke tempat ini adalah sepasang kekasih. Mungkin seperti aku dan Raka, walaupun saat ini kami belum resmi menjalin hubungan setidaknya ajakan Raka ke tempat ini menjadi awal dari segalanya.
"Tahukah kamu mon mengapa engkau aku ajak datang ke tempat ini?" Raka bertanya lembut sembari menyeruput segelas kopinya.
"Tidak, memang ada apa?" Aku membalasnya cepat.
"Hehehe, tenang dulu jangan terburu-buru begitu."