Mohon tunggu...
Agita Bakti Wardhana
Agita Bakti Wardhana Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa kelontong bodoh, pemalas, tukang modus.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Doa Ibu

9 September 2016   21:10 Diperbarui: 9 September 2016   22:14 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ky, syukurlah sudah sukses begini kau masih ingat denganku. Rohman bersuara pelan, ibumu sendiri hampirilah dirinya. Sudah semakin tua usianya, kesuksesanmu saat ini tidak lain adalah karena doa ibumu.

Ricky terdiam seketika dengan apa yang dikatakn Rohman, dia membatin dalam diri perihal doa ibu yang membuatnya bisa seperti sekarang.

"Yasudah man saya pulang dulu ya."

"Iya, ki hati-hati."

Dengan cepat Ricky langsung menaiki mobilnya dan meninggalkan pos ronda. Di jalan menujur kerumah dia memikirkan perihal keadaan dan kesuksesannya sekarang karena doa ibunya.

Tidak lama ia telah sampai di depan rumah ibunya, di sinilah tempat dia dilahirkan dan dibesarkan. Rumah itu terlihat jelek, tidak ada lampu yang menerangi kecuali hanya lampu petromax yang tertempel setiap sudut dinding.

Turun dari mobil ia mengetuk pintu dan memanggil ibunya.

"Bu, bu, bu Ricky pulang bu." Ricky berseru sembari mengetuk pintu.

Tidak lama suara langkah terdengar dari dalam. 

"Ricky anakku…". Sang ibu berseru dengan haru dan memeluknya. Ricky menunduk dan membalas pelukan ibunya.

"Ibu rindu kamu nak? Sama siapa engkau? Bagaimana pekerjaanmu?" Sang ibu langsung menembakkan pertanyaan untuk Ricky.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun