Menurut pendapat saya, perbedaan pola pikir tersebut menjadi permasalahan ketika tulisan-tulisan yang beredar bermakna propaganda, setelah itu barulah masing-masing pihak yang merasa sependapat melakukan pembelaan atas dasar tulisan yang beredar. Cukup rasional bukan?
Untuk itu kiranya seseorang jikalau merasa bahwa yang dilakukannya benar coba berikan dasar dan pemahaman yang kongkrit, bukan sekedar menyetujui dengan berita yang beredar. Pada sebagian besar orang berhak memiliki pendapat, apalagi jikalau pendapat itu memiliki dasar yang sempurna dan kompeten tentu orang lain akan akan segan untuk menanggapinya. Namun disisi lain jikalau kita tidak memiliki dasar yang jelas dan pasti orang akan membully dan menghujat pendapat yang kita keluarkan.
Sekarang coba introspeksi kembali kesalah pahaman dan perbedaan pendapat yang terjadi di sekitar anda. Sebegitu pentingkah perbedaan pola pikir dengan melakukan pembelaan seperti itu disebarkan? Menurut saya, komitmen dan idealisme yang tertanam dalam diri sendiri itu tidak perlu diumbar dengan melakukan pembelaan, karena sejatinya apa yang kita lakukan itu penuh konsekuensi dan semua konsekuensi itu kita yang menanggungnya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Mohon maaf artikel ini saya tuliskan karena berada pada posisi yang netral dan berusaha tidak melakukan penyerangan kedua belah pihak yang memiliki persepsi yang berbeda tentang perihal kesuksesan dan pernikahan.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H