3. Kesamaan visi dan misi antara dua sejoli yang sudah berhubungan lama sekali, biasanya sedari sekolah ataupun kuliah. Dan mereka ingin segera membangunnya bersama dari awal.
Yang berpendapat demikian sekarang saya tanya kepada diri saudara, anda tipe yang mana? Silahkan mengintropeksi diri sendiri.
2. Sukses Dulu Baru Menikah
Sebagian besar orang lainnya berpikiran demikian untuk bisa hidup berbahagia di masanya nanti kiranya kesuksesan perlunya bisa dijadikan modal untuk menikah. Mereka beranggapan bahwasanya untuk bisa menyongkong kehidupan lebih baik dan bermanfaat perlu modal yang besar. Maka dari itu sebagian besar lebih memilih untuk meniti karir sedari bawah agar nanti hidup lebih mapan bersama pasangannya.
Hmmmmmmm, mungkin cukup aplikatif menurut saya atas jawaban yang kebanyakan dilanturkan orang yang melakukan demikian. Namun disisi lain kita juga mengetahui beberapa yang terus mencoba mencari dan haus tidak pernah mencapai titik kesuksesan tertinggi. Mereka terus mengejar sesuatu tidak mengenal kendali hingga akhirnya usianya sudah semakin tua. Sangat disayangkan sekali bukan?
Saya memiliki pandangan mengapa sebagian besar orang melakukan pembelaan atas identitas dirinya demikian, antara lain :
1. Tidak berani mengungkapkan perasaan kepada lawan jenisnya. Peristiwa demikian seringkali tentunya kita jumpai di sekitar kita. Dimana orang tidak berani mendekati dan mengungkapkan bahwasanya dia menyukai seseorang.
2. Terlalu banyak kriteria yang dipilihnya sehingga pasangan yang diharapkan tidak kunjung datang.
3. Minder dengan lawan jenis yang disukainya, fenomena seperti ini kiranya kita lihat dimanapun berada. Misalnya orang yang disukai tersebut ternyata lebih hebat darinya terutama untuk seorang pria, dimana ia terkesan rendah derajatnya dimata wanita.
 4. Terlalu fokus dengan pekerjaannya menyebabkan dia lupa akan sebuah kesempurnaan kehidupan yaitu, dengan diikatkannya sebuah pernikahan agar memiliki keturunan kelak.
Lantas dimana sebenarnya permasalahannya tentang perbedaan pendapat ini?