Mohon tunggu...
Agista Nur Syafira
Agista Nur Syafira Mohon Tunggu... Lainnya - Social Media Admin and Marketing

Mencoba menulis sesuai dengan yang ada diotak saya, jadi saran dari pembaca sekalian sangat diperlukan ;)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Kampung Kecil di Balik Kemegahan Sentul, Jawa Barat

3 Juni 2019   14:26 Diperbarui: 3 Juni 2019   15:16 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Di kampung Mulyasari ini hanya ada SD 02 saja belum ada SMP dan SMA. Bahkan awalnya tidak ada sekolah sama sekali hanya ada Madrasah. Setelah ada santri masuk ke Madrasah tersebut saya ajukan ke dinas terkait kemudian anak tersebut diterima untuk mengajar tetap disini. kepala keluarga yang tinggal di Kampung Mulyasari ini terdapat 43 kepala keluarga. Murid di Kampung Mulyasari ada sekitar 45 anak. Saya juga mengajukan ke Badan Hukum untuk didirikan SMP dan SMA di dalam Pesantren ini.

Agak sulitnya adalah karena ini berdiri di tempat tanah kehutanan dan itu agak sulit alhasil kita juga izinnya harus kemana-mana. Sebenarnya ini tanah sengketa di satu sisi warga mengatakan tanah pribadi dan di satu sisi oleh kehutanan diakui. Kegiatannya paling disini berkebun, bertani lalu kegiatan lainnya paling kumpul-kumpul seperti pengajian di Malam Jum’at dan Malam Selasa” Pak Abi Sofyan

Menurut pak Ustad semenjak diliput oleh media dari tv local kampung Mulyasari semakin ramai, akan tetapi sangat disayangkan banyak orang orang yang hanya ingin citranya baik saat media meliput akan tetapi sebenarnya peran mereka  tidak ikut membangun kampung tersebut, akan tetapi diperlihatkan di media tv itu bahwa mereka memberikan peran yang sangat membantu bagi para warga di kampung mulyasari.

Untuk beribadah Masjid di kampung Mulyasari ini juga baru dibangun sekitar 2 tahun dan yang bangun juga Komunitas Track Motor (motorcross) dan dibantu oleh warga setempat. Ditegaskan oleh Abi bahwa kekurangan di desa ini yakni pengajar pendidikan dan fasilitasnya. Saat ini untuk tenaga pengajar desa ini pun hanya mereka yang lulusan SMA dan belum ada ahli dalam hal mengajar seperti tenaga pendidik lainnya. Kini kampung Mulyasari mulai dilihat dan diperhatikan dari berbagai kalangan, sehingga tidak heran banyak dari komunitas atau bahkan mahasiswa dari berbagai kampus yang datang ke kampung Mulyasari  sehingga  Untuk mengadakan acara di kampung Mulyasari para pendatang  wajib mengisi buku tamu dan memberi tahu apa maksud dan tujuan datang ke desa ini. Kami pun ditawarkan untuk mengisi buku tamu tersebut.

Ternyata dulu untuk datang berkunjung ke desa ini, tidak ada sistem untuk menulis di buku tamu. Maksud dibuatkan buku tamu tersebut kata Abi agar para tamu yang datang ke desa ini jika mau melakukan kegiatan tidak bentrok dengan kegiatan yang lainnya serta lebih terkontrol dan ada hal lainnya yang di haruskan mengisi buku tamu bagi para pengunjung desa ini. “Kaya kemarin ada baksos harus ada izinnya. Kalau dulu si ga ada izinnya. Itu mungkin di persulit oleh pemerintah lokal, karena banyak pemberitaan menyudutkan pemerintah setempat, akhirnya merasa ga enak dan ini setiap ada kegiatan di desa harus izin dulu ke desa”, ujar Pak Abi Sofyan.

Lewat pemberitaan yang menyudutkan desa yang dikata desa tertinggal.  Hal yang dirasa tertinggal oleh Pak Abi Sofyan ini yakni pendidikan umum. Pak Abi Sofyan menciptakan sebuah Madrasah dengan harapan nantinya pendidikan umum di desa Mulyasari ini ada yang memikirkan. “Dengan membantu media untuk datang kesini memberitakan ke publik akhirnya kan kesini”, tambahnya.

Butuh perjuangan yang dilalui oleh Pak Abi Sofyan ini untuk membangun sebuah Madrasah di desa Mulyasari ini seperti tidak adanya yang mau mengajar ke desa tersebut dengan alasan akses yang sulit dilalui. Berharap dengan kekuatan media menghasilkan buah manis untuk membangun sedikit pendidikan di desa Mulyasari ini. Sedikit tergerak hati untuk membangun SD kelas 2 Sukamulya, walaupun masih adanya keterbatasan untuk menyediakan guru tambahan yang suka rela mengajar di desa Mulyasari ini.

Abi Sofyan membenarkan bahwa urat nadi ketertinggalan dari kampung  ini ialah terletak pada akses jalan menuju ke desa ini. Kondisi jalanan yang sangat terjal dan licin membuat akses menjadi sulit.   Ditegaskan kembali bahwa listrik yang masuk ke desa ini belum secara merata di rasakan oleh warga desa Mulyasari ini, hanya 21 rumah dari 43 rumah yang ada di desa ini mendapatkan akses listrik. Rumah penduduk desa Mulyasari ini terdiri atas 61 rumah, 43 rumah di bagian atas dan 18 rumah di bagian bawah desa Mulyasari dan 18 rumah di bawah ini belum mendapatkan pasokan listrik. Sebelumnya penerangan yang dipakai oleh warga kampung Mulyasari ini dengan menggunakan kincir angin yang di proses di beberapa sungai.

Dengan kedatangan para mahasiswa yang mengunjungi desa ini, mereka menyumbangkan kreativitasnya dengan membantu memajukan sedikit desa seperti membuat panel surya oleh mahasiswa PNJ. Warga kampung Mulyasari dalam segi pemenuhan kebutuhan pasokan air mereka tidak merasa pusing, pasalnya air yang di dapatkan mereka cukup berlimpah yakni berasal dari aliran sungai dari mata airnya. Jadi air mengalir begitu saja sampai terbuang sehingga tidak ada biaya tambahan dalam penggunaan air.

Suasana kampung Mulyasari  yang sangat nyaman serta sejuk membuat kami lupa waktu dan ingin berlama lama disana sehingga kami tidak menyadari bahwa jam sudah menunjukan pukul 17:45 WIB kami melanjutkan untuk pulang karena hari juga sudah semakin gelap. Kami pun ditemani lagi oleh Pak Ajum, bahkan di perjalanan pulang juga ada yang terpeleset karena cuaca yang sedang turun hujan jadi batu-batu yang kami lewati licin. Saat pulang perjalanan terasa cepat karena track yang dilalui menurun sehingga memudahkan kami untuk berjalan agak cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun