Pada umumnya, terdapat 5 macam elemen atau unsur penyusun laporan keuangan, yaitu aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, dan beban. Tetapi yang paling menonjol dan paling dibahas dalam conceptual framework adalah aset dan liabilitas. Alasannya, unsur-unsur yang lain memiliki keterkaitan yang erat dengan kedua elemen tersebut.
Bagaimana elemen-elemen tersebut mempengaruhi laporan keuangan? Aset yang dimiliki oleh entitas adalah sebagai sumber daya ekonomi. Aset digunakan oleh entitas untuk menjalankan kegiatan entitas, dengan memanfaatkan daya ekonomisnya. Sedangkan kewajiban atau liabilitas sebagai pengganti akibat adanya pertukaran sumber daya ekonomi dari pihak lain kepada entitas, sehingga entitas memiliki kewajiban untuk memberikan, istilahnya, imbalan untuk pihak lain yang dimanfaatkan.
- Pengakuan
Untuk pengakuan elemen laporan keuangan, didasarkan kepada bagaimana pengakuan unsur tersebut berpengaruh dalam relevansi dan representasi tepat suatu informasi keuangan. Artinya, pengakuan unsur laporan keuangan harus benar-benar mengemukakan bagaimana kondisi sebenarnya unsur yang dilaporkan, agar memenuhi kriteria informasi keuangan yang baik dan berguna.
- Pengukuran
Sama seperti halnya pengakuan, pengukuran juga harus memperhatikan aspek relevansi dan representasi tepat. Adapun faktor lain yang dijadikan sebagai perhatian dalam menentukan pengukuran, yaitu karakteristik dan kontribusinya terhadap arus kas di masa yang akan datang. Lagi-lagi yang menjadi tokoh utama dalah pengukuran ini adalah aset dan liabilitas.
Contoh dari pengukuran, yaitu ketika suatu entitas diambil alih oleh entitas lain, dan tidak tersedia informasi lengkap tentang metode pengukuran di entitas sebelumnya, maka bagaimana pengukuran harus dilakukan? Menurut conceptual framework, pengukuran dalam kasus ini harus dilakukan pada nilai kini (fair value).
- Penyajian dan pengungkapan elemen laporan keuangan
Hal yang ditekankan dalam penyajian dan pengungkapan pada conceptual framework adalah bagaimana unsur diklasifikasikan. Sebab dengan klasifikasi yang tepat, maka akan menghasilkan informasi keuangan yang relevan dan tepat. Berlaku sebaliknya, bila terdapat salah klasifikasi maka akan mengaburkan karakteristik relevansi dan representasi tepat.
- Pemeliharaan modal
Conceptual framework menjelaskan bahwa untuk pemeliharaan modal di awal dan akhir periode serta perolehan laba, ada 2 konsep, yaitu pemeliharaan modal keuangan, dan pemeliharaan modal fisik. Cara perolehan laba dengan pemeliharaan modal keuangan, yaitu laba diperoleh ketika jumlah akhir aset bersih (dalam ukuran nominal uang) melebihi jumlah awal aset bersih. Sedangkan cara perolehan laba dengan pemeliharaan modal fisik yaitu bila kemampuan fisik operasi di akhir periode lebih dari kemampuan fisik operasi di awal.
Kritik atas Proses Conceptual Framework
Seperti yang diketahui, conceptual framework memuat berbagai cara bagaimana suatu transaksi atau peristiwa diakui dan diukur, sehingga dapat menghasilkan informasi berguna bagi pemakainya. Namun, karena banyaknya metode yang dituangkan, terkadang sulit bagi penyusun laporan keuangan untuk memilih kira-kira metode pengukuran seperti apa yang tepat untuk transaksi. Kesulitan ini ditambah lagi dengan perbedaan hasil dari penggunaan metode yang berbeda.
Oleh sebab itulah, adanya kritik atas conceptual framework datang dari penyusun laporan keuangan, terkait dengan kerancuan penggunaan metode. Hal yang dapat dilakukan oleh penyusun standar adalah dengan mempercepat proses pengembangan standar, supaya penyusun laporan keuangan tidak terus-menerus mengacu kepada conceptual framework dan mendapati hasil dari metode yang tidak pasti. Karena bisa saja hasil dari metode yang kurang tepat justru menyimpang dari tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum.
Fungsi dan Kegunaan Conceptual Framework
Conceptual Framework for Auditing Standards
Telah diketahui bahwa salah satu alasan dari dilakukannya audit laporan keuangan adalah untuk memverifikasi apakah suatu laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Namun, bagaimana bila dalam laporan keuangan ada transaksi yang menggunakan aturan conceptual framework?