Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dampak Digitalisasi pada Identitas Budaya, Akankah Kita Kehilangan Jati Diri?

21 November 2024   14:48 Diperbarui: 21 November 2024   14:51 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik modern sebagai wujud evolusi budaya | Ilustrasi gambar: freepik.com/ freepik

Batik, misalnya, kini menjadi lebih modern dan digemari anak muda di platform seperti Instagram. Namun, risiko tetap ada, yaitu esensi asli budaya bisa saja tereduksi menjadi sekadar "estetika."

Banyak budaya lokal kini bergantung pada kreator konten untuk tetap relevan. Sayangnya, tidak semua kreator memahami akar budaya yang mereka promosikan. Ketika makna asli dari budaya hilang, apa yang tersisa hanyalah cangkang kosong yang tidak lagi merepresentasikan identitas asli.

 

Batik modern sebagai wujud evolusi budaya | Ilustrasi gambar: freepik.com/ freepik
Batik modern sebagai wujud evolusi budaya | Ilustrasi gambar: freepik.com/ freepik


Apa yang Bisa Dilakukan?

Melawan algoritma bukanlah solusinya, tetapi mengendalikannya mungkin bisa menjadi jawaban. Kreator lokal harus belajar memahami bagaimana algoritma bekerja dan menggunakannya untuk mempromosikan budaya tanpa kehilangan esensinya.

Pemerintah dan institusi budaya juga perlu berinvestasi dalam platform digital yang dirancang untuk mendukung pelestarian budaya lokal.

Masyarakat pun harus berperan aktif, tidak hanya sebagai konsumen budaya tetapi juga pelaku pelestari budaya. Mulai dari mendukung seni lokal, hingga membuat konten yang mendalam tentang tradisi kita.

Digitalisasi tidak akan berhenti, tetapi kita memiliki pilihan untuk menentukan arah dari transformasi ini.

Budaya bukan hanya tentang tarian, lagu, atau pakaian; ia adalah cerminan jati diri kita sebagai bangsa. Di tengah arus globalisasi digital, tantangannya adalah bagaimana kita tetap bisa menjadi diri sendiri tanpa harus kehilangan makna budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Maturnuwun,

Growthmedia

NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun