***
Dengan kembalinya Trump sebagai presiden, hubungan AS dan Tiongkok menghadapi ancaman siklus perang dagang yang tak berujung. Langkah Trump dalam meningkatkan tarif memang dipuji sebagai "pembelaan terhadap ekonomi nasional."
Namun, seperti kata pepatah, "Jangan membakar jembatan yang telah kau lewati." dunia terhubung dalam jalinan ekonomi global yang kompleks dan saling tergantung.
Bagi banyak pihak, harapan utama adalah bahwa Trump akan lebih hati-hati dalam memilih pendekatan. Sebagai pemimpin, langkah-langkah strategisnya akan sangat menentukan arah ekonomi global dalam lima tahun ke depan. Jika tidak, "perang dingin" dalam bentuk baru ini bisa saja berubah menjadi "perang ekonomi" yang lebih merugikan bagi semua.
Setidak-tidaknya, pemerintahan Era Presiden Prabowo harus lebih siap menghadapi situasi ini. Karena kesulitan serupa ketika Donald Trump menjabat di periode pertama sebagai presiden AS mungkin saja akan terulang, atau bahkan lebih besar lagi.
Maturnuwun,
Growthmedia
NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI