Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Trump Menang Pilpres AS, Perang Dagang AS - Tiongkok Memanas Lagi?

7 November 2024   05:38 Diperbarui: 7 November 2024   07:20 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konflik perang dagang antara AS dan Tiongkok akankah kembali terjadi di bawah kepemimpinan Trump | Ilustrasi gambar: cnnindonesia.com/reuters/Kevin Lamarque

Analisis dari National Bureau of Economic Research (NBER) menunjukkan bahwa ketegangan ini tidak hanya melemahkan WTO sebagai lembaga perdagangan internasional, namun juga mendorong negara-negara lain untuk mengambil langkah proteksi lebih ketat.

Bagi dunia, konflik ini menghadirkan tantangan besar: bagaimana mungkin satu lembaga internasional bisa menengahi dua kekuatan yang tidak menginginkan jalan damai? Atau lebih tepatnya, yang tidak ingin "kalah" dalam persaingan ekonomi global.

Potensi Dampak Jangka Panjang bagi Ekonomi Global

Tentu saja, dampak dari perang dagang ini bukanlah perkara sepele. Kemenangan Trump dapat menciptakan ketegangan lebih lanjut dalam ekonomi global, memicu kebijakan-kebijakan proteksi yang bahkan mungkin berdampak buruk pada negara-negara berkembang.

Bagi para pemimpin dunia, baik di AS maupun Tiongkok, pilihan sulit menanti: mengutamakan ekonomi atau menyelamatkan wajah politik?

Kata-kata dari ekonom terkenal John Kenneth Galbraith mungkin menjadi pengingat: "Politics is not the art of the possible. It consists in choosing between the disastrous and the unpalatable." Seringkali politik mengharuskan pilihan yang serba sulit. Hal ini mungkin sesuai dengan pilihan Trump dalam menjaga "kedaulatan ekonomi" AS.

Namun, dalam konteks global, efek dari ketegangan dagang ini bisa terasa bagi miliaran orang di berbagai belahan dunia. Termasuk Indonesia.

***

Dengan kembalinya Trump sebagai presiden, hubungan AS dan Tiongkok menghadapi ancaman siklus perang dagang yang tak berujung. Langkah Trump dalam meningkatkan tarif memang dipuji sebagai "pembelaan terhadap ekonomi nasional." Namun, seperti kata pepatah, "Jangan membakar jembatan yang telah kau lewati." dunia terhubung dalam jalinan ekonomi global yang kompleks dan saling tergantung.

Bagi banyak pihak, harapan utama adalah bahwa Trump akan lebih hati-hati dalam memilih pendekatan. Sebagai pemimpin, langkah-langkah strategisnya akan sangat menentukan arah ekonomi global dalam lima tahun ke depan. Jika tidak, "perang dingin" dalam bentuk baru ini bisa saja berubah menjadi "perang ekonomi" yang lebih merugikan bagi semua.

Setidak-tidaknya, pemerintahan Era Presiden Prabowo harus lebih siap menghadapi situasi ini. Karena kesulitan serupa ketika Donald Trump menjabat di periode pertama sebagai presiden AS mungkin saja akan terulang, atau bahkan lebih besar lagi.

Maturnuwun,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun