Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Marah atau Tersentuh? Ketika Aksi Bagi-Bagi Sembako di Tengah Kemiskinan Terlihat Menyebalkan

5 November 2024   08:46 Diperbarui: 5 November 2024   08:53 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gibran Rakabuming membagi-bagikan susu dan sembako masyarakat miskin | Ilustrasi gambar: kompas.com / akhmad dhani

Sebagai analogi, bagai mencoba menambal kapal yang bocor dengan plester, aksi bagi-bagi sembako ini memang dapat mengurangi rasa lapar, tetapi tidak menghentikan "kebocoran" kemiskinan itu sendiri.

Publik membutuhkan upaya nyata dari pemerintah yang menggarap masalah ini sejak dari akar-akarnya. Rakyat butuh jaminan atas kehidupannya, bukan sekadar remah-remah kekayaan bangsa sendiri.

***

Saat kemiskinan menjadi latar hidup yang sulit diubah, aksi amal seperti pembagian sembako bisa menjadi sebuah ironi. Harus diakui, aksi ini memang membantu, tetapi hanya secara temporer.

Ketika publik menyaksikan gestur bantuan seperti ini, harapan mereka sebenarnya jauh lebih besar daripada sekadar beras dan minyak goreng. Harapan mereka adalah masa depan yang terbebas dari ketidakpastian ekonomi dan kesejahteraan yang lebih merata.

 "The worst thing about poverty is that it dehumanizes the poor and diminishes the wealthy." -- J.K. Rowling 

(Hal terburuk dari kemiskinan adalah ia membuat yang miskin kehilangan martabat dan yang kaya kehilangan kemanusiaan).

Dan satu lagi yang paling menyebalkan dari aksi bagi-bagi sembako pejabat adalah menampakkan seolah-olah mereka adalah tuan, sedangkan rakyat hanyalah kawula hamba yang mengemis pada penguasa.

Maturnuwun,

Growthmedia

NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun