Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Heboh AI Deepfake, Ketika Teknologi Makin Sulit Dibedakan dari yang Nyata

17 Oktober 2024   11:35 Diperbarui: 17 Oktober 2024   12:00 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan teknologi deepfake dalam produksi film untuk menciptakan efek visual realistis | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik

Bayangkan ada aturan lalu lintas yang diciptakan untuk sepeda, tetapi di jalan sekarang ada mobil terbang. Itulah gambaran situasi regulasi deepfake. Dunia hukum masih mencoba memahami teknologi ini, sementara kejahatan menggunakan deepfake sudah terjadi di depan mata. Regulasi tertinggal jauh di belakang.

Dalam jurnal Legal Responses to Deepfake Technology: Challenges and Opportunities (2021), diungkapkan bahwa regulasi teknologi ini masih sangat lemah di banyak negara. Ini membuka celah bagi para pelaku kejahatan digital untuk menggunakan deepfake secara ilegal. Hukum masih tertatih-tatih mengejar perkembangan teknologi, dan masyarakat menjadi korban.

 

Ilustrasi sistem hukum yang berusaha mengejar laju perkembangan teknologi deepfake | Ilustrasi gambar: freepik.com / rawpixel.com
Ilustrasi sistem hukum yang berusaha mengejar laju perkembangan teknologi deepfake | Ilustrasi gambar: freepik.com / rawpixel.com

Seperti yang dikatakan Albert Einstein, "The law must be stable, but it must not stand still." (Hukum harus stabil, tetapi tidak boleh diam di tempat). Sayangnya, dengan deepfake, hukum masih mencari cara untuk berdiri tegak.

#4. Peningkatan Ketidakpercayaan di Dunia Maya

Sudah lama kita mendengar istilah "jangan percaya semuanya di internet." Namun, dengan hadirnya deepfake, peringatan ini semakin kuat. Konten yang terlihat meyakinkan bisa jadi palsu, dan masyarakat mulai kehilangan kepercayaan pada apa yang mereka lihat dan dengar secara online.

Sebuah video viral? Sebelum percaya, kita harus bertanya, "Ini nyata atau hasil manipulasi AI?" Ketidakpastian ini mengarah pada ketidakpercayaan massal, bahkan pada berita atau bukti yang benar-benar asli.

 

Video viral yang terlihat asli tapi sebenarnya merupakan hasil manipulasi deepfake | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik
Video viral yang terlihat asli tapi sebenarnya merupakan hasil manipulasi deepfake | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik

"Trust, once lost, is hard to regain." (Kepercayaan, sekali hilang, sulit dipulihkan), kata Abraham Lincoln. Dan deepfake mempercepat hilangnya kepercayaan ini.

#5. Masa Depan Deepfake: Bisa Menghibur, Bisa Membuat Hancur

Namun, tak semua tentang deepfake itu buruk. Teknologi ini juga telah digunakan dalam seni dan hiburan, menciptakan karya-karya yang tak mungkin terwujud tanpa AI. Beberapa film sudah memanfaatkan deepfake untuk menghidupkan kembali aktor yang telah tiada atau membuat efek visual yang memukau.

Namun, masa depan deepfake tetap berada di garis tipis antara menghibur dan menghancurkan. Apakah teknologi ini akan menjadi alat yang lebih bermanfaat atau lebih berbahaya? Semua tergantung pada bagaimana kita mengelolanya.

 

Penggunaan teknologi deepfake dalam produksi film untuk menciptakan efek visual realistis | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik
Penggunaan teknologi deepfake dalam produksi film untuk menciptakan efek visual realistis | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik

Teknologi yang Harus Dikendalikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun