Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengubah Sisa Jadi Berkah: Peran Perempuan dan Energi Surya dalam Transisi Energi Adil untuk Semua

13 Juni 2024   11:52 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:56 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kriuk yang dibuat dari gorengan otak-otak sisa | Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Meskipun tidak dalam rupa teknologi tingkat tinggi seperti mengkreasi pembangkit listrik atau sejenisnya, akan tetapi cara-cara sederhana mengeringkan makanan sisa untuk diolah menjadi makanan baru yang bernilai tambah juga merupakan tindakan bijaksana.

Saya kira apa yang telah nenek dan ibu kami lakukan saat ini merupakan bagian dari upaya transisi energi adil yang meskipun sederhana dan murah tetapi nyata manfaatnya. Paling tidak, saya bisa menikmati hidangan murah dan enak dari nasi karak nenek. Atau memperoleh penghasilan baru dari jualan kriuk otak-otak sisa.

Kriuk otak-otak yang sudah dibungkus | Sumber gambar: dokumentasi pribadi
Kriuk otak-otak yang sudah dibungkus | Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Melihat Kembali Kearifan Kita

Entah disadari atau tidak, peran perempuan di peradaban kita sebenarnya cukup dominan, setidaknya terkait peranannya dalam menyampaikan tradisi ke generasi berikut.

Saya mengenal nasi karak dari mendiang nenek saya. Saya tahu krupuk puli dari ibu saya. Semuanya perempuan. Bisa jadi karena itu terkait aspek makanan dan kaum ibu zaman dulu memang identik dengan dunia masak-memasak macam ini.

Namun, saya menilainya lebih dari itu. Kaum ibu atau kaum perempuan memang sudah disabda sebagai tempat belajar paling awal. Al ummu madrasatul ula. Ibu adalah sekolah pertama. Sebuah rumah tanpa keberadaan ibu tidak akan hidup selayaknya. Ibu akan menularkan banyak hal kepada segenap anggota keluarga.

Dengan kata lain, peran kaum ibu sangatlah krusial khususnya dalam menjembatani tradisi dan teknologi. Lebih dari itu, ada cukup banyak kearifan dalam hidup kita yang bisa dibawa untuk mengarungi hidup di masa modern seperti sekarang. Caranya ? Melihat ke belakang, merenung, dan belajar.

Selama ini kita tahu bahwa sumber energi matahari di negara kita melimpah. Begitupun dengan air, angin, dan lain sebagainya. Apakah kita sudah cukup banyak belajar dari para pendahulu terkait bagaimana cara mereka mengoptimalkan kekayaan alam tadi? Apakah kita sudah cukup bertanya kepada ibu dan nenek kita?

Boleh saja kita belajar dari luar, tapi jangan pernah melupakan bahwa kita juga harus belajar dari dalam, dari akar budaya kita sendiri.

Kita patut bersyukur dan mendukung penuh upaya Oxfam, terutama di Indonesia, karena memberikan perhatian besar terhadap upaya mengatasi ketimpangan pemenuhan hak-hak perempuan dan anak muda. Khususnya terkait optimalisasi peran perempuan dalam upaya transisi menuju energi terbarukan.

Karena dengan perhatian seperti yang diberikan oleh Oxfam ini maka kaum perempuan bisa mendapatkan ruang yang sama untuk ikut berperan serta dalam karya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun