Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengubah Sisa Jadi Berkah: Peran Perempuan dan Energi Surya dalam Transisi Energi Adil untuk Semua

13 Juni 2024   11:52 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:56 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kriuk yang dibuat dari gorengan otak-otak sisa | Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Cuma, bedanya dengan nasi aking, untuk nasi karak yang sudah matang akan dipadukan dan diaduk rata dengan parutan kelapa sehingga terasa gurih saat dimakan. Sedangkan sebagai pendamping lauknya ada teri goreng kering yang digerus dengan sambal terasi.

Emmh, yummy.. Saya jadi merasa lapar saat menulis ini. Hehehehe. By the way, ada yang mau mencobanya ?

Kedua, tentang pengolahan krupuk puli. Mungkin di daerah lain memiliki sebutan yang berbeda untuk kerupuk jenis ini. Tetapi, pada intinya bahan bakunya adalah nasi sisa yang dicampur dengan terigu, garam bleng, air panas, serta beberapa bahan lain.

Bahan-bahan tersebut kemudian diaduk sedemikian rupa sehingga berbentuk adonan. Biasanya ibu saya membuat bentuk batangan. Yang kemudian dikukus selama sekitar tiga puluh menit. Selanjutnya, adonan tadi dijemur dibawah terik sinar matahari sampai mengeras.

Sebenarnya bisa saja ditaruh di dalam lemari es untuk mengeringkan. Hanya saja penggunaan cahaya matahari bisa dibilang lebih menghemat energi karena memanfaatkan energi alam secara langsung.

Adonan yang sudah mengeras itupun kemudian diiris tipis-tipis menjadi lembaran-lembaran kerupuk puli. Untuk membuat tampilannya lebih menarik, sebelum direbus biasanya adonan akan direndam sejenak ke dalam pewarna makanan.


Sehingga ketika nanti sudah selesai diiris menjadi lembaran kecil dan siap digoreng, tepian kerupuk akan terlihat warna-warni sehingga terlihat lebih menarik untuk dimakan.

Saya menduga bahwa cara pemanfaatan nasi sisa menjadi makanan baru inilah yang lantas mengilhami ibu saya untuk mengolah otak-otak sisa jualan kami menjadi kriuk..

Pandangan atau budaya eman-eman yang melekat dibenak ibu saya, yang mungkin juga merupakan warisan dari nenek dan para pendahulu kami, sepertinya memiliki keterkaitan besar dengan prinsip daur ulang untuk keberlanjutan.

Kebijaksanaan orang tua kita dulu untuk memanfaatkan sumber energi alam terbarukan seperti energi surya dalam rupa sinar matahari mengindikasikan bahwa ada cukup banyak hal yang bisa kita lakukan dengan energi itu.

Apa yang dikerjakan oleh nenek dan ibu saya sekaligus menunjukkan pada kita bahwasanya perempuan juga bisa berperan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun