Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

3 Cara Pengelolaan "Aging Stock" untuk Tingkatkan Daya Saing Bisnis

5 Oktober 2022   10:36 Diperbarui: 5 Oktober 2022   14:55 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisnis adalah persaingan. Barangkali ungkapan itu cukup mewakili realitas bahwa didalam dunia bisnis akan selalu ada kompetisi antar pelaku bisnis, khususnya kategori bisnis yang sejenis. 

Meskipun di era sekarang ini kekhususan tersebut sepertinya hanya sesuatu yang semu karena pada kenyataannya bisnis yang sepertinya tidak memiliki hubungan sama sekali juga harus bersaing satu sama lain.

Persaingan dalam bisnis menuntut kita untuk memiliki kemampuan bersaing yang mumpuni agar tidak terpinggirkan atau tertinggal jauh dari arena kompetisi. Untuk itu kita memerlukan segala atribut yang mampu mendukung kita dalam memenangi persaingan tersebut.

Bagi sebuah bisnis, persaingan biasanya berkaitan dengan siapa yang mampu memberikan produk atau layanan terbaik. Yang memberikan harga paling murah, kualitas paling bagus, service level paling tinggi, brand yang paling populer, dan sejenisnya.

Namun, satu hal yang sangat menentukan didalam jalannya sebuah bisnis adalah menyangkut efisiensi serta produktivitas antar lini penunjang bisnis tersebut.

Bisnis apapun bentuknya haruslah efisien dalam pembiayaan, produktif dalam pekerjaan, dan efektif dalam menjalankan setiap strategi organisasi.

Salah satu diantaranya yaitu dengan mengelola aspek persediaan barang-barang yang terlibat dalam aktivitas sebuah bisnis. Baik itu barang-barang yang berkontribusi langsung terhadap pembentukan sebuah produk, produk itu sendiri, ataupun barang-barang lain yang menjadi atribut pelengkap pemasaran produk.

Periode aging stock dari beberapa jenis barang khususnya bahan baku, bahan penunjang, produk jadi, dan atribut pelengkap barang jadi haruslah dikelola secara tepat agar tidak terlalu lama mengendap di ruang penyimpanan.

Aging stock akan menghambat perputaran modal bisnis, mengurangi kelincahan suatu unit bisnis untuk beradaptasi terhadap perubahan, serta menghambat akselerasi bisnis untuk tumbuh dan berkembang secara layak.

Oleh karena itu, beberapa cara atau upaya pengelolaan mungkin perlu dilakukan supaya level aging stock tetap terjaga dan secepat mungkin terus mengalami perputaran stok secara berkala. Diantaranya:

>> Meningkatkan akurasi forecasting penjualan barang jadi

Forecasting atau peramalan merupakan langkah pertama dalam menyusun sebuah sistem perencanaan produksi hingga pengadaan bahan untuk menunjang produksi tersebut.

Data yang mendekati kenyataan akan sangat bermanfaat untuk membuat perencanaan produksi yang sesuai serta penyiapan bahan dalam kuantitas yang tepat.

Kesesuaian dari dua hal tersebut akan berdampak langsung terhadap status jumlah stok barang material ataupun barang jadi yang kelak akan menjadi beban penyimpanan atau sebaliknya.

Stok bahan yang berlebih dan produksi barang jadi yang meleset dari aktual kebutuhan tentunya akan butuh waktu untuk dihabiskan. Semakin lama waktu yang diperlukan maka masa aging-nya akan bertambah dan lambat laun akan menjadi permasalahan aging stock yang kronis jikalau tidak segera dibereskan.

>> Merancang sistem manajemen persediaan yang integratif

Pengelolaan stok atau persediaan tidak bisa berjalan sendiri dengan sebatas melihat jumlah kebutuhan saja. Akan tetapi kita juga perlu memperhatikan taksiran kebutuhan dalam beberapa periode waktu kedepan melalui data forecast.

Disamping itu, ketersediaan stok di ruang penyimpanan juga perlu dijadikan pertimbangan agar supaya barang-barang lama diprioritaskan terlebih dulu untuk dihabiskan melalui mekanisme penjualan, obral produk, cuci gudang, dan seterusnya.

Dalam rangka menyiapkan stok bahan yang baru setiap pengelola bisnis perlu tahu stok awal yang dimiliki sudah tersedia berapa banyak dan berapa total kebutuhan untuk setiap rincian jenis material yang dimiliki. 

Hal ini sangat penting bagi sebuah unit bisnis yang didalamnya membawahi beberapa jenis produk yang memerlukan ragam varian material berbeda.

>> Menganut pendekatan Just in Time (JIT) terkait pengelolaan persediaan bahan

Bukan hanya unit bisnis kecil saja, bisnis besar pun tidak jarang yang mengalami keterbatasan dalam hal ruang penyimpanan. Sehingga hal ini perlu disiasati secara tepat agar jangan sampai keterbatasan tersebut menjadi penghalang bisnis untuk berkembang.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan ruang penyimpanan pihak lain. Pihak vendor atau supplier misalnya. Di mana kita hanya akan mendatangkan barang-barang yang kita butuhkan beberapa waktu menjelang "eksekusi".

Hal ini dalam konsep industri disebut Just In Time atau JIT. Di mana barang hanya disediakan tatkala produksi hendak dijalankan. Atau produksi baru dijalankan ketika permintaan terhadap produk sudah menjelang.

Dengan demikian semua dilakukan secara tepat waktu dan hasilnya pasti langsung dipergunakan tanpa harus membebani ruang penyimpanan dalam waktu yang lebih lama lagi.

***

Melalui implementasi ketiga cara ini diharapkan nantinya akan terjadi suatu keselarasan proses bisnis dari awal sampai akhir sehingga bisnis berjalan secara efektif untuk mencapai tujuan besarnya yakni meraup profit seoptimal mungkin.

Bisnis yang senantiasa menghasilkan profit adalah bisnis yang memiliki daya saing untuk tetap eksis dan terus berkembang dari waktu ke waktu.

Salam hangat,

Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun