Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"Aging Stock" dan Efeknya terhadap Strategi Penjualan Sebuah Bisnis

28 September 2022   19:44 Diperbarui: 30 September 2022   07:38 3971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masa simpan produk (aging stock) yang terlalu lama akan berdampak pada perkembangan bisnis itu sendiri | Ilustrasi gambar: Pixabay

Banyak yang mengatakan bahwa perjalanan sebuah bisnis itu sangatlah dinamis. Memang benar. Bahkan kita sebagai pelaku bisnis harus cepat merespon setiap perubahan yang terjadi dengan sesegera mungkin.

Tren pasar, dinamika ekonomi global, dan sebagainya menghadirkan kompleksitas tantangan yang tinggi untuk dihadapi dan dituntaskan. Adakalanya sebuah produk bisnis menjadi usang dan menuntut pembaharuan agar supaya tidak ditinggalkan oleh pelanggan.

Beberapa produk yang dihasilkan oleh sebuah unit bisnis barangkali diminati oleh pelanggan. Namun, terkadang produk-produk tersebut juga kurang mendapatkan respon yang baik untuk menjadi sebuah komoditas yang digemari.

Ada produk yang laris manis, tapi ada juga yang tidak laku atau volume penjualannya sangat kecil. Pada akhirnya, produk-produk yang kurang diminati pembeli ini hanya akan memenuhi ruang penyimpanan saja dengan masa simpan yang terus bertambah dari waktu ke waktu.

Durasi masa simpan inilah yang disebut sebagai aging atau aging stock atau masa simpan dari stok suatu produk yang berupa barang. Durasi waktunya bisa bervariasi bergantung pada pengelompokan yang dilakukan. Misalnya, aging kurang dari 30 hari, antara 30 sampai 60 hari, diatas 60 hari, dan seterusnya.

Periode aging yang semakin tinggi mengindikasikan aliran modal yang tersendat seiring tidak terjualnya suatu jenis produk kepada pelanggan. Disamping itu, perusahaan juga harus menanggung beban biaya penyimpanan guna memastikan produk tersebut tetap terjaga kualitasnya dan layak untuk diuangkan kapan saja.

Semakin banyak varian produk yang berusia aging tinggi hal itu menunjukkan bahwa ada ketidakberesan dengan pengelolaan produk tersebut. Khususnya dari sisi strategi penjualan.

Strategi Penjualan Produk

Lini penjualan sebuah bisnis memang perlu memiliki fleksibilitas tinggi dalam memasarkan produk-produknya. Namun, itu bukan berarti sebuah bisnis bisa begitu saja berganti-ganti varian apabila varian sebelumnya dinilai gagal atau kurang menghasilkan penjualan yang mumpuni.

Produk yang gagal bersaing dengan kompetitor pada akhirnya hanya akan bergerak lambat seiring kurangnya respon untuk menyerap produk tersebut. Lambat laun hal itu akan menambah durasi masa simpan stok yang sudah ada menjadi lebih lama.

Dalam hal ini, lini penjualan tidak bisa melarikan diri atau lepas tangan begitu saja. Dan terlebih mendorong peluncuran produk jenis baru sementara ada tanggungan produk-produk lama yang belum tuntas.

Produk dengan periode aging yang terus terakumulasi waktunya itu tidak bisa begitu saja dibuang karena untuk menciptakannya diperlukan biaya. Sehingga mesti diperhatikan secara seksama.

Bertumpuknya produk-produk dengan periode aging yang melewati batasan waktu tertentu mau tidak mau akan menghambat tim penjualan untuk mengeksplorasi ide-ide barunya. Dengan kata lain ada hambatan yang menghalangi prosesi lini penjualan untuk merumuskan strateginya.

Efek lain dari besaran aging stock ini adalah semakin mempersempit ruang penyimpanan. Konsekuensinya, keandalan stok produk akan tereduksi dalam rangka menyuplai penjualan.

Sebenarnya penjualan hanyalah ujung dari efek yang ditimbulkan oleh aging stock produk yang terlalu lama "berdiam diri" di ruang penyimpanan. Aktivitas operasional adalah pihak pertama yang "menderita" atas hal ini karena fleksibiltas operasional mereka semakin sempit.

Lini penjualan harus berupaya untuk sesegera mungkin mengurangi kuantitas dari aging stock yang melebihi batas waktu tertentu supaya ruang penyimpanan menjadi bertambah. Disamping tentunya menambah aliran modal dari hasil penjualan produk tersebut.

Semakin banyak produk yang berhasil dijual maka akan lebih mungkin untuk menambah porsi alokasi dana pemasaran yang sangat penting dalam mempromosikan atau memperkenalkan produk kepada pelanggan.

Dan ketika aging stock dengan masa simpan melebihi batas waktu sudah semakin berkurang maka jangan sampai menambah lagi varian produk dengan nasib serupa. Dan hal ini perlu dimulai dari persiapan peluncuran produk yang memang harus benar-benar mempertimbangkan respon pasar apakah akan menyerap produk tersebut atau sebaliknya.

Aging stock bisa menjadi indikasi sejauh mana strategi penjualan produk sebuah bisnis dilakukan. Apakah sudah memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan bisnis tersebut atau sebaliknya.

Salam hangat,

Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun