Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menyusuri Sebab Internal Kenaikan Harga BBM Bersubsidi dan 3 Upaya Strategis Mengatasinya

17 September 2022   05:34 Diperbarui: 17 September 2022   16:57 1089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BBM bersubsidi masih menjadi salah satu sumber problematika di Indonesia | Sumber gambar: Kompas.com/Dok.Pertamina

Pembatasan pembelian BBM bersubsidi bukan solusi yang tepat untuk menuntaskan masalah | Sumber gambar : liputan6.com / merdeka.com / Arie Besuki
Pembatasan pembelian BBM bersubsidi bukan solusi yang tepat untuk menuntaskan masalah | Sumber gambar : liputan6.com / merdeka.com / Arie Besuki
Terlebih transportasi publik yang terdapat di Indonesia masih banyak yang belum memuaskan. Mulai dari kelayakan untuk dikendarai, belum adanya koneksi antar moda, sampai dengan jaminan keamanan bagi para penumpangnya.

Bagi orang-orang yang tinggal di wilayah pinggiran dengan minimnya akses terhadap angkutan umum tentunya tidak ada opsi lain dalam menunjang mobilitas kecuali memiliki kendaraan sendiri. Mungkin ada opsi menggunakan transportasi daring, akan tetapi biasanya muncul pikiran bahwa ongkos sekali jalannya bisa dipakai untuk membeli bensin beberapa liter.

Maka tidak mengherankan apabila dorongan membeli kendaraan sendiri lebih diprioritaskan ketimbang opsi-opsi lainnya.

Dalam hal ini perlu adanya upaya strategis untuk mengantisipasi segala kemungkinan terkait peningkatan jumlah kendaraan bermotor agar konsumsi BBM bersubsidi lebih mungkin untuk dikendalikan atau agar tidak sampai melewati batas anggaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Setidaknya ada 3 upaya strategis untuk merealisasikan hal ini, yaitu :

  • Memperbaiki Kualitas Layanan dan Meningkatkan Koneksi Antar Moda Angkutan Umum
  • Menetapkan Standar Engineering Produksi Kendaraan Bermotor (Khususnya Mobil) Keluaran Terbaru
  • Melakukan Akselerasi Penggunaan Kendaraan Listrik

1>> Memperbaiki Kualitas Layanan dan Meningkatkan Koneksi Antar Moda Angkutan Umum

Sebagai kawasan terpadat di Indonesia, jumlah pengguna transportasi umum di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) menurut catatan Kementerian Perhubungan tahun 2020 lalu prosentasenya baru mencapai 32% saja dari idealnya 60-70%.

Angkutan umum mempunyai peran penting dalam mereduksi jumlah kendaraan pribadi | Sumber gambar : kompas.com
Angkutan umum mempunyai peran penting dalam mereduksi jumlah kendaraan pribadi | Sumber gambar : kompas.com
Maka bisa diasumsikan bahwa sekitar 68% sisanya masih menggunakan kendaraan pribadi sebagai penopang mobilitas atau untuk menunjang kegiatan sehari-hari mulai dari sekolah, bekerja, dan segenap aktivitas lainnya.

Keengganan kita menggunakan transportasi umum sudah menjadi rahasia umum. Terutama karena kompleksnya permasalahan transportasi seperti kemacetan, keamanan dan kenyamanan berkendara, hingga durasi waktu tempuh.

Menurut survei Polling Institute sebagaimana dirilis oleh katadata.com, transportasi umum masih menempati urusan ke-4 moda transportasi yang paling sering dipergunakan. Peringkat pertama diduduki kendaraan pribadi (41.4%), disusul ojek online (28.4%), selanjutnya yaitu taxi online (5.6%), baru kemudian transportasi umum (2.4%).

Mengutip dari laman kompas.com, setidaknya ada 5 alasan utama mengapa masyarakat enggan menggunakan transportasi umum sebagai penunjang mobilitasnya, yakni waktu tempuh yang lebih lama, kondisi sesak dan berjubel, jadwal yang tidak terkendali, keterbatasan waktu operasi, dan biaya yang mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun