Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

5 Keterampilan Berpikir Sherlock Holmes Ini Penting untuk Mengelola Bisnis, Apa Saja?

4 Juni 2022   11:04 Diperbarui: 5 Juni 2022   01:45 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imajinasi menjadi pintu lahirnya kreativitas tindakan | Sumber gambar : psychologenie.com

Berkutat di dunia bisnis tentu tidak bisa polosan dan asal melangkah. Diperlukan sebuah bekal yang cukup untuk mengarunginya. Minimal dengan memiliki keterampilan berfikir yang tepat tatkala sudah memutuskan untuk menjadi bagian dari kerasnya persaingan di dunia bisnis.

Sebagai salah satu tokoh pemikir fiktif paling populer, Sherlock Holmes memiliki metodologi mengelola pikiran serta pandangannya secara sistematis dan juga metodis. Cara berfikir ini sekiranya cukup relevan untuk diadopsi saat hendak berkecimpung ditengah hingar bingar dunia bisnis dengan segala dinamikanya.

Terdapat 5 cara berpikir ala Sherlock Holmes yang barangkali bisa kita tiru sebagai pelaku bisnis atau sebagai orang-orang yang turut serta menjadi stakeholder dari sebuah organisasi bisnis, baik itu sebagai karyawan, pimpinan direksi, atau jajaran manajemen lain.

Cara berpikir ini akan sangat bermanfaat bagi kita untuk mengarungi segala problematika yang ada sekaligus sebagai landasan untuk merumuskan solusi penuntasan atas masalah yang terjadi.

Keterampilan berfikir ala Sherlock Holmes sangat bermanfaat untuk mengelola sebuah bisnis | Sumber gambar : batimes.com
Keterampilan berfikir ala Sherlock Holmes sangat bermanfaat untuk mengelola sebuah bisnis | Sumber gambar : batimes.com

>> Bukan Sekadar Melihat, tapi Juga Mengamati

Keterampilan ini akan menjadi pembeda antara mereka yang memiliki kepekaan terhadap suatu persoalan dengan mereka yang cenderung menganggap banyak hal secara biasa dan baik-baik saja.

Mengamati apa yang terlihat untuk menemukan hal yang berbeda | Sumber gambar : kompas.com / dimarik
Mengamati apa yang terlihat untuk menemukan hal yang berbeda | Sumber gambar : kompas.com / dimarik

Sekadar melihat hanya akan menghasilkan penafsiran bahwa disuatu area tertentu terdapat sesuatu. Sebatas itu saja. Sedangkan mengamati memungkinkan kita untuk memiliki tafsiran yang lebih luas terkait suatu situasi dan kondisi dari sesuatu tersebut.

Sebuah bisnis tidaklah sekadar beroperasi, melainkan juga harus berupaya untuk bertumbuh dan berkembang. Hal ini jelas memerlukan strategi tertentu sebagai suatu upaya. Yang mana sebuah upaya ini hanaya akan berjalan apabila dimulai dengan melakukan pengamatan.

>> Telaah Data dan Fakta

Ada begitu banyak hal yang bisa dilihat dan terlebih untuk diamati. Meskipun begitu, tidak semuanya layak untuk menjadi objek amatan. Khususnya untuk dijadikan pijakan dalam mengelola sebuah bisnis.

Data dan fakta perlu menjadi landasan tindakan | Sumber gambar : dreamstime.com
Data dan fakta perlu menjadi landasan tindakan | Sumber gambar : dreamstime.com

Dalam hal ini, kita cukup memegang teguh dua aspek penting ini sebagai acuan. Yaitu data dan fakta. Sebuah informasi yang tidak memiliki landasan data dan fakta yang kuat sebaiknya dihindari untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Oleh karena itu penting kiranya untuk merancang sistem penunjang yang mampu memberikan konfirmasi data dan fakta ini secara teratur, efektif, dan efisien. Tujuannya adalah sebagai pelaku bisnis kita memiliki dasar pijakan yang jelas dalam melangkah.

>> Melempar Pertanyaan Kritis

Apakah kita boleh langsung menelan mentah-mentah seluruh informasi yang didasarkan pada data dan fakta tersebut? Jawabannya adalah tidak. Kita tetap perlu mengkritisi kondisi dari data dan juga fakta yang disampaikan. Apalagi ketika bukan kita sendiri yang mengumpulkan informasi tersebut.

Sikap kritis diperlukan untuk memverifikasi informasi | Sumber gambar : trainingzone.co.uk / iStock
Sikap kritis diperlukan untuk memverifikasi informasi | Sumber gambar : trainingzone.co.uk / iStock

Bagaimana caranya? Dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap data dan fakta tersebut supaya kita menjadi yakin bahwa informasi yang termuat dalam data dan fakta memang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan atau tidak.

Tentu kita pernah mendengar istilah "data sampah", bukan? Inilah yang harus kita hindari melalui keterampilan melemparkan pertanyaan kritis terhadap suatu jenis informasi. Sehingga nantinya kita akan benar-benar mendapatkan informasi yang berkualitas.

>> Pendekatan Eksperimen, bukan Asumsi

Cukupkah hanya dengan melemparkan pertanyaan kritis untuk mengetahui kualitas sebuah informasi? Ternyata belum. Kita perlu untuk mengujinya, meski dalam skala yang relatif kecil. Kita bisa melakukan eksperimen sederhana bergantung jenis informasi yang ada tersebut.

Eksperimen diperlukan untuk membuktikan kebenaran sebuah data | Sumber gambar : harkn.com
Eksperimen diperlukan untuk membuktikan kebenaran sebuah data | Sumber gambar : harkn.com

Data dan fakta akan memiliki perilaku tertentu yang apabila "bersinggungan" dengan aspek lain akan memberikan respon "unik". Katakanlah kita memiliki data berupa angka-angka penjualan di beberapa wilayah tertentu. Dan kita ingin mengetahui pola tersembunyi yang ada dibalik angka-angka tersebut.

Maka kita perlu menguji apakah data yang ada tersebut memang masuk akal dan bisa bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya. Caranya bisa dengan melakukan kroscek data pembanding dengan basis data tertentu.

Hal ini bertujuan untuk meyakinkan kita bahwa pola yang terjadi memang merupakan realitas dan bukan sekedar asumsi belaka. Dengan eksperimen akan meningkatkan keyakinan kita bahwa apa yang terjadi memang demikian adanya.

>> Mencurahkan Daya Imajinasi

Terkadang kita akan menemui jalan buntu dalam merumuskan suatu solusi atas persoalan yang terjadi. Dalam hal inilah poin yang paling krusial dalam menentukan keputusan akhir diperlukan. Yaitu daya imajinasi.

Imajinasi menjadi pintu lahirnya kreativitas tindakan | Sumber gambar : psychologenie.com
Imajinasi menjadi pintu lahirnya kreativitas tindakan | Sumber gambar : psychologenie.com

Mengutip kata-kata bijak yaitu, "imajinasi lebih berarti dari sekadar ilmu pasti" sepertinya bisa merepresentasikan bahwa "kekakuan" dan "kepatuhan" kita terhadap data bisa jadi membuat kita terbelenggu untuk melakukan tindakan spektakuler.

Ada saatnya daya imajinasi kita dibutuhkan untuk memunculkan gagasan kreatif yang mampu menjadi solusi atas masalah yang terjadi. Imajinasi sangatlah diperlukan untuk menemukan jalan alternatif dari sekian kemungkinan lain yang dinilai kurang memuaskan untuk dijadikan jalan penyelesaian.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun