Berkutat di dunia bisnis tentu tidak bisa polosan dan asal melangkah. Diperlukan sebuah bekal yang cukup untuk mengarunginya. Minimal dengan memiliki keterampilan berfikir yang tepat tatkala sudah memutuskan untuk menjadi bagian dari kerasnya persaingan di dunia bisnis.
Sebagai salah satu tokoh pemikir fiktif paling populer, Sherlock Holmes memiliki metodologi mengelola pikiran serta pandangannya secara sistematis dan juga metodis. Cara berfikir ini sekiranya cukup relevan untuk diadopsi saat hendak berkecimpung ditengah hingar bingar dunia bisnis dengan segala dinamikanya.
Terdapat 5 cara berpikir ala Sherlock Holmes yang barangkali bisa kita tiru sebagai pelaku bisnis atau sebagai orang-orang yang turut serta menjadi stakeholder dari sebuah organisasi bisnis, baik itu sebagai karyawan, pimpinan direksi, atau jajaran manajemen lain.
Cara berpikir ini akan sangat bermanfaat bagi kita untuk mengarungi segala problematika yang ada sekaligus sebagai landasan untuk merumuskan solusi penuntasan atas masalah yang terjadi.
>> Bukan Sekadar Melihat, tapi Juga Mengamati
Keterampilan ini akan menjadi pembeda antara mereka yang memiliki kepekaan terhadap suatu persoalan dengan mereka yang cenderung menganggap banyak hal secara biasa dan baik-baik saja.
Sekadar melihat hanya akan menghasilkan penafsiran bahwa disuatu area tertentu terdapat sesuatu. Sebatas itu saja. Sedangkan mengamati memungkinkan kita untuk memiliki tafsiran yang lebih luas terkait suatu situasi dan kondisi dari sesuatu tersebut.
Sebuah bisnis tidaklah sekadar beroperasi, melainkan juga harus berupaya untuk bertumbuh dan berkembang. Hal ini jelas memerlukan strategi tertentu sebagai suatu upaya. Yang mana sebuah upaya ini hanaya akan berjalan apabila dimulai dengan melakukan pengamatan.
>> Telaah Data dan Fakta
Ada begitu banyak hal yang bisa dilihat dan terlebih untuk diamati. Meskipun begitu, tidak semuanya layak untuk menjadi objek amatan. Khususnya untuk dijadikan pijakan dalam mengelola sebuah bisnis.
Dalam hal ini, kita cukup memegang teguh dua aspek penting ini sebagai acuan. Yaitu data dan fakta. Sebuah informasi yang tidak memiliki landasan data dan fakta yang kuat sebaiknya dihindari untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Oleh karena itu penting kiranya untuk merancang sistem penunjang yang mampu memberikan konfirmasi data dan fakta ini secara teratur, efektif, dan efisien. Tujuannya adalah sebagai pelaku bisnis kita memiliki dasar pijakan yang jelas dalam melangkah.
>> Melempar Pertanyaan Kritis
Apakah kita boleh langsung menelan mentah-mentah seluruh informasi yang didasarkan pada data dan fakta tersebut? Jawabannya adalah tidak. Kita tetap perlu mengkritisi kondisi dari data dan juga fakta yang disampaikan. Apalagi ketika bukan kita sendiri yang mengumpulkan informasi tersebut.
Bagaimana caranya? Dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap data dan fakta tersebut supaya kita menjadi yakin bahwa informasi yang termuat dalam data dan fakta memang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan atau tidak.
Tentu kita pernah mendengar istilah "data sampah", bukan? Inilah yang harus kita hindari melalui keterampilan melemparkan pertanyaan kritis terhadap suatu jenis informasi. Sehingga nantinya kita akan benar-benar mendapatkan informasi yang berkualitas.
>> Pendekatan Eksperimen, bukan Asumsi
Cukupkah hanya dengan melemparkan pertanyaan kritis untuk mengetahui kualitas sebuah informasi? Ternyata belum. Kita perlu untuk mengujinya, meski dalam skala yang relatif kecil. Kita bisa melakukan eksperimen sederhana bergantung jenis informasi yang ada tersebut.
Data dan fakta akan memiliki perilaku tertentu yang apabila "bersinggungan" dengan aspek lain akan memberikan respon "unik". Katakanlah kita memiliki data berupa angka-angka penjualan di beberapa wilayah tertentu. Dan kita ingin mengetahui pola tersembunyi yang ada dibalik angka-angka tersebut.
Maka kita perlu menguji apakah data yang ada tersebut memang masuk akal dan bisa bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya. Caranya bisa dengan melakukan kroscek data pembanding dengan basis data tertentu.
Hal ini bertujuan untuk meyakinkan kita bahwa pola yang terjadi memang merupakan realitas dan bukan sekedar asumsi belaka. Dengan eksperimen akan meningkatkan keyakinan kita bahwa apa yang terjadi memang demikian adanya.
>> Mencurahkan Daya Imajinasi
Terkadang kita akan menemui jalan buntu dalam merumuskan suatu solusi atas persoalan yang terjadi. Dalam hal inilah poin yang paling krusial dalam menentukan keputusan akhir diperlukan. Yaitu daya imajinasi.
Mengutip kata-kata bijak yaitu, "imajinasi lebih berarti dari sekadar ilmu pasti" sepertinya bisa merepresentasikan bahwa "kekakuan" dan "kepatuhan" kita terhadap data bisa jadi membuat kita terbelenggu untuk melakukan tindakan spektakuler.
Ada saatnya daya imajinasi kita dibutuhkan untuk memunculkan gagasan kreatif yang mampu menjadi solusi atas masalah yang terjadi. Imajinasi sangatlah diperlukan untuk menemukan jalan alternatif dari sekian kemungkinan lain yang dinilai kurang memuaskan untuk dijadikan jalan penyelesaian.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H