Hal itu dilakukan oleh pihak manajemen selama beberapa waktu sebelum kerusuhan meletus. Dan terbukti pada saat tejadi kerusuhan harga beberapa barang mengalami lonjakan drastis daripada sebelumnya.
Dengan cadangan stok yang melimpah sementara ongkos yang dibayarkan untuk mendapatkan stok tersebut masih dengan harga lama maka kenaikan harga barang merupakan berkah terselubung.Â
Angka keuntungan naik berlipat ganda berkat keberanian menambah level stok barang di gudang. Sebuah kebijakan yang pada akhirnya disyukuri oleh hampir semua orang di perusahaan waktu itu.
Hampir sama dengan situasi yang terjadi di pasar, kegiatan yang terkait dengan aktivitas produksi sebenarnya juga tidak bisa dibilang merupakan sesuatu yang mutlak.Â
Sejumlah berapa produk yang akan diproduksikan, hasil akhirnya sangat mungkin kurang atau lebih dari jumlah yang ditentukan. Sehingga pihak manajemen melalui ranah perencanaan produksi umumnya memberikan kebijakan rentang kelonggaran (allowance) dari kekurangan atau kelebihan hasil produksi.
Mungkin ada yang menoleransi di angka 5%, 10%, dan sebagainya. Apabila jumlah kekurangan atau kelebihan barang produksinya masih berada dalam batas allowance tersebut maka diperbolehkan. Begitupun sebaliknya.
Kekurangan jumlah produksi berisiko tidak terpenuhinya secara total sejumlah permintaan. Sebaliknya, kelebihan jumlah produksi akan berdampak pada beban inventori penyimpanan barang.Â
Kedua hal tersebut tidak bisa dibilang baik untuk bisnis mengingat efek yang ditimbulkan. Akan tetapi juga tidak bisa dihindari mengingat tidak adanya kepastian bahwa proses produksi akan memberikan hasil yang secara keseluruhan sama dengan perhitungan di atas kertas.
Oleh karena itu, pengendalian harus dilaksanakan secara menyeluruh agar batas-batas tadi tidak sampai terlampaui dan supaya tidak muncul efek samping di kemudian hari.