Ada beberapa orang yang sering nongkrong di tempat kos saya kala itu. Kebetulan mereka adalah teman dari partner kos yang menghuni satu kamar yang sama. Teman inilah yang sepertinya menjadi pemicu hadirnya teman-teman lain tadi berikut beberapa kegiatan mereka yang gemar meminum miras ataupun mengonsumi narkoba.
Cukup lama saya membaur bersama mereka sampai salah seorang diantaranya mengisahkan awal mula mengapa ia sampai terjerat sebagai pecandu narkoba. Badannya kurus ceking meskipun masih tampak sehat. Sudah menikah namun tidak tampak memiliki antusiasme dalam hidup.
Memiliki pekerjaan ala kadarnya yang mana sebagian dari pendapatannya tersebut ia pakai untuk membeli narkoba. Usut punya usut ternyata pertama kali ia mengonsumsi narkoba itu adalah atas ajakan salah seorang temannya. Temannya tersebut menawarinya untuk mencoba "sesuatu yang baru". Sekadar perkenalan. Diberikan secara gratis.
Dan iapun seperti masuk perangkap. Ia keterusan dan menjadi pecandu. Padahal bisa dibilang orangnya tidak banyak polah dan enak diajak ngobrol. Beberapa kali ia menawari saya bacaan buku komik yang kerapkali disewanya dari rental somik sewaan. Dan karena dirinya pula saat itu saya menjadi menggandrungi salah satu komik anime olahraga asal Jepang. Yang masih terus saya ikuti sampai saya melanjutkan kuliah. Judulnya "Hajime no Ippo" atau "Fight Ippo".
Setiap kali episode baru muncul ia pun membawakan komik sewaannya ke tempat kos saya untuk dibaca. Dan disela-sela aktivitas kami membaca komik itulah ia menceritakan kisah perjalanan hidupnya mengenal narkoba dan terjebak disana. Berselang beberapa lama setelah partner satu kamar kos saya memutuskan pindah, teman tadi pun mulai jarang datang lagi. Aktivitas minum-minuman keras pun menghilang meskipun beberapa botol masih tersimpan di lemari depan kamar.
Dan satu lagi, bungkusan narkoba itu sudah tidak lagi tergeletak dibawah kasur tempat tidur saya. Tapi saya berharap bahwa teman yang kecanduan tadi bisa melepaskan diri dari kecanduannya tersebut dan menjalani kehidupannya yang baru. Bukan kehidupan dibalik jeruji besi selayaknya yang dialami Anji, Nia Ramadhani, dan Ardi Bakrie.
Salam hangat,
Ash
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H