Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Narkoba Itu Ditaruh di Bawah Kasur Tempat Tidurku

14 Juli 2021   21:16 Diperbarui: 14 Juli 2021   21:18 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi ketika tiba waktunya untuk berbuka, saat minuman didalam kemasan botol itu mulai saya tenggak maka seketika itu juga langsung saya semburkan dari dalam mulut. Rasa-rasanya saya mengenal minuman itu. Terasa seperti anggur miras. "Sialan!". Gumam saya dalam hati. Ini pasti ulah orang-orang itu yang dengan sembarangan menyimpan minuman pestanya di kamar saya.

Saya mencoba memaklumi apa yang terjadi saat itu dan menganggap bahwa bisa jadi saya juga salah karena kalap langsung meminum minuman tersebut tanpa melakukan kroscek terlebih dahulu. Gegara haus maka yang terlihat sebagai minuman segar pun langsung dilibas tanpa periksa sana-sini.

Jejak Narkoba

Pengalaman mengicip miras mungkin merupakan salah satu hal yang paling saya kenang dalam hidup. Karena saya pribadi berprinsip bahwa minuman haram tersebut harus dijauhi. Tidak ada toleransi untuk turut serta berada dalam pengaruhnya. Baik itu dalam konteks coba-coba atau terlebih sengaja.

Bagaimanapun juga berada di sekitar lingkungan orang-orang yang terbiasa hidup dengan barang-barang haram sedikit banyak hal itu akan turut membuat kita terkena efeknya. Sehingga kita harus memiliki kewaspadaan tinggi agar tidak sampai menerima konsekuensi negatif yang ditimbulkan oleh keadaan tersebut.

Saya pernah terkaget-kaget ketika sedang beres-beres kamar. Rapi-rapi di sana-sini sebagaimana layaknya orang yang lagi beberes. Betapa terkejutnya saya saat membuka kasur tempat tidur dan tiba-tiba menemukan sebungkus obat tersimpan disana. Saya yakin betul bahwa itu adalah sejenis narkoba berbentuk pil yang pernah diceritakan oleh salah seorang teman yang kebetulan sering nongkrong disana.

Tapi bagaimana bisa barang haram tersebut ditinggal disini? Betapa beraninya mereka? Pada saat itu saya tidak sampai terfikir bahwa akan ada penggeledahan atau penggerebekan dari aparat berwajib untuk merazia barang-barang haram yang tersembunyi di sudut-sudut rumah kontrakan sebagaimana tempat saya kos kala itu. Terlebih lingkungan tempat kos saya waktu itu memang kebanyakan diisi oleh anak-anak sekolahan dan juga mahasiswa karena kebetulan tempatnya relatif dekat dengan lingkungan kampus dan tempat saya sekolah.

Saat itu saya hanya bisa geleng-geleng kepala betapa ngawurnya orang-orang itu yang dengan sembarangan menaruh barang haram "berharga"-nya di sembarang tempat. Tanpa bilang-bilang bahwa mereka menitipkan barang ini dan itu. Main asal taruh dan sejenisnya.

Mungkin karena kami sudah terbiasa berlaku terbuka sehingga merasa bahwa semua yang dilakukan adalah baik-baik saja dan tanpa masalah. Meskipun sebenarnya secara pribadi saya cukup tidak nyaman dengan situasi tersebut. Hanya saja mengusir mereka sepertinya bukan tindakan yang bijak karena bagaimanapun juga mereka juga tidak menginginkan saya menjadi bagian dari mereka. Sebatas teman untuk ngobrol dan berseda gurau.


Kegetiran yang Dipendam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun